Hadiah Rosul Kepada Muadz bin Jabal

By Nasehat Islam Last Updated On 20 October 2023 0 Comments 172
Bertanya untuk diamalkan
Bertanya untuk diamalkan

Salah seorang sahabat nabi  yang sangat dekat dan berjuang bersama rosul adalah Muadz bin Jabal. Dia masuk islam dalam usia remaja, berperawakan ganteng, gagah, dan memiliki kecerdasan yang tinggi. Muadz bin Jabal belajar ilmu Islam langsung dari nabi dan kemudian ia sangat menguasainya. Karena kepintarannya dalam penguasaan Islam dan al-Quran, sampai-sampai nabi mengatakan,

خُذُوا القُرْآنَ مِنْ أَرْبَعَةٍ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، وَسَالِمٍ، وَمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، وَأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ

Ambillah Bacaan al-Quran dari empat orang: Abdullah bin Mas’ud, Salim, Muadz bin Jabal, dan Ubay bin Ka’ab.” (HR. Bukhari)

Cinta Rasulullah kepada Sahabat Muadz bin Jabal di antaranya diakui oleh Muadz sendiri dalam hadits berikut:

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ وَقَالَ: يَا مُعَاذُ ! وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ، فَقَالَ : أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ : اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Dari Mu’adz bin Jabal radliyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengambil tangannya, lalu bersabda, ’Hai Muadz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu.’ Setelah mengatakan demikian, Rasulullah bersabda kembali, ‘Aku berpesan kepadamu, wahai Mu’adz: Jangan sampai kamu meninggalkan setiap selesai melaksanakan shalat supaya membaca:

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Ya Allah, semoga Engkau memberi pertolongan kepada kami untuk bisa selalu ingat (dzikir) kepada-Mu, syukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu’.” (Al-Hâfidz Abȗ Dâwud)

Hadiah berupa do’a yang diberikan rosul kepada sahabat Muadz bin Jabal dan selanjutnya menghadiahkan kepada kita semua, sungguh merupakan modal besar dalam mengarungi kehidupan ini. Betapa tidak hanya kekuatan dzikir, syukur dan beribadah yang baiklah yang bisa mengantarkan kebahagiaan yang hakiki dunia dan akhirat.

Tiada kesadaran prima yang bisa kita rasakan kecuali kesadaran yang didasarkan atas dzikir kepada Alloh. Akal pikiran bisa sehat, namun kalau tidak dibarengi dengan dzikir kepada Alloh, maka akal sehat itu bisa merekayasa suatu tujuan menjadi tidak baik. Boleh jadi akal sehat memiliki ilmu banyak dan network (jaringan) yang bagus, namun jika akal itu tanpa dzikir, yang  dipikirkan hanyalah kesenangan dunia dan mungkin kesenangan yang tidak diridhoi Alloh SWT.

Lihat juga  Memahami Tradisi Literasi Peradaban Islam

Saat hati didera kegelisahan, kecemasan, ketakutan dan waswas, jalan keluarnya bukanlah lari ke tempat rekreasi, namun berdzikirlah kepada Alloh. Yakinlah, hati akan tenang dan tentram hanya dengan dzikir kepada Alloh SWT.

Selain kekuatan dzikir, kita juga perlu berdoa agar menjadi hamba yang pandai bersyukur. Jangan ada kenikmatan dan kemudahan yang telah kita terima kecuali di dalamnya kita bersyukur kepada Alloh SWT dengan sepenuh hati. 

Dan terakhir kita berdoa agar bisa melakukan ibadah yang terbaik. Apapun profesi kita, berharap dapat melakukan terbaik untuk diri, keluarga, agama dan lingkungan sekitar. Jika seorang guru, jadilah guru yang dicintai murid-muridnya. Jika seorang dokter, jadilah dokter yang disukai pasien-nya. Jika seorang pekerja, jadilah pekerja yang profesional di bidangnya, dan lain sebagainya.

++++++

Dikutip dari pengajian tgl 13 Maret 2010, Mesjid Darussalam Kota Wisata, Narasumber Drs. Aseph Aonuddin MSi

  • Nasehat Islam

    Kumpulan catatan pengajian yang diikuti penulis. Semoga memberi manfaat bagi yang membaca, penulis dan para guru/ustadz yang menyampaikan ilmunya. Berharap masukan jika ada yang perlu diperbaiki. ++Admal Syayid++

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *