Kematian Itu Tidak Mengenal Waktu dan Tempat

By Nasehat Islam Last Updated On 11 November 2024 0 Comments 27
Nasehat Kematian
Nasehat Kematian

Salah satu nasehat yang harus kita perhatikan untuk menggapai keselamatan hidup adalah memperbanyak ‘mengingat kematian’ dan memperpendek angan-angan. Untuk itu, mari kita pahami hakikat kematian menurut ajaran islam, dan apa saja yang harus dilakukan agar memperoleh kematian yang terbaik (khusnul khotimah).

Hakikat Kematian dalam Islam

Merujuk keterangan yang ada dalam al-Quran dan hadits, berikut beberapa point terkait hakikat kematian yang perlu kita pahami:

  • Kematian itu tidak pernah menunggu kita, namun kita-lah yang menunggunya. Kita tidak tahu kapan datangnya kematian itu.

وَلَن يُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا ۚ وَٱللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan (QS al-Munafiqun 11)

  • Kematian itu tidak pernah mengenal waktu. Seluruh waktu buat kita, bisa menjadi peristiwa kematian.

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS al-A’raf 34)

  • Kematian itu sangatlah dekat, hampir tidak ada jarak dengannya.

Nabi Muhammad bersabda:

هَلْ تَدْرُونَ مَا هَذِهِ وَمَا هَذِهِ وَرَمَى بِحَصَاتَيْنِ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ هَذَاكَ الْأَمَلُ وَهَذَاكَ الْأَجَلُ

Tahukah kalian apakah ini dan apakah ini?” -beliau sambil melempar dua batu kerikil, – para sahabat menjawab; “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu, ” beliau bersabda: “Yang ini seperti cita-cita dan yang ini seperti ajal (HR Tirmidzi)

  • Kematian itu tidak pernah mengenal tempat. Semua tempat bisa menjadi lokasi kematian bagi kita.

إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥ عِلْمُ ٱلسَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ ٱلْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌۢ بِأَىِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌۢ

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat  mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Luqman 34)

  • Kita tidak akan bisa lari dari kematian. Sejauh mana kita menjauh, kematian tetap akan mendatang.

قُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS al-Jumuah 8)

Kematian yang dirindukan

Setelah kita memahami hakikat kematian seperti yang diterangkan di atas, tentunya kita menginginkan mati di waktu, tempat dan cara yang terbaik. Itulah kematian yang dirindukan setiap orang.

Lihat juga  Jangan Takut Hadapi Kematian

Namun, apakah layak kita mendapatkannya? Apakah waktu yang dijalani sudah diisi dengan kebaikan atau berlalu begitu saja?. Apakah kita lebih banyak di tempat yang baik atau malah sebaliknya. Kebiasaan saat hidup akan menentukan cara kita menjemput kematian.

Jika kita menginginkan kematian di waktu dan tempat terbaik, berikut beberapa nasehat yang bisa kita amalkan dalam keseharian:

  • Jangan biarkan waktu tanpa makna

Habiskanlah waktu dengan penuh kebaikan dan di tempat yang baik. Hidup ini terlalu singkat jika dilewati tanpa makna. Jatah usia akan berkurang seiring perputaran waktu. Namun dosa akan semakin bertambah. Dan kita harus mempertanggungjawabankan di akhirat kelak. Alloh menyebutkan, salah satu ciri orang yang beriman adalah mereka yag menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna.

وَٱلَّذِينَ هُمْ عَنِ ٱللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, (QS al-Mukminun 3)

  • Manfaatkanlah 5 perkara sebelum datangnya 5 perkara

Nabi berpesar agar memanfaatkan ‘lima kondisi’ untuk berbuat kebaikan secara maksimal. Yakni saat muda sebelum tua, saat sehat sebelum sakit, saat kaya sebelum fakir, saat luang sebelum sibuk dan saat hidup sebelum datangnya kematian.

Perumpamaan hidup di dunia seperti air yang mengalir. Kadang alirannya deras atau tidak ada sama sekali. Artinya, hidup bisa berada di atas (muda, sehat, kaya). Bisa juga berada di bawah (sakit dan fakir). Dan suatu saat aliran air juga bisa habis.

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Ambillah lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim)

إِنَّمَا مَثَلُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَآءٍ أَنزَلْنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخْتَلَطَ بِهِۦ

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit…(QS Yunus 24).

  • Luangkan waktu untuk beribadah kepada Alloh

Dengan ibadah, Alloh akan menjadikan hati berkecukupan dan tertutup dari kefakiran. Sebaliknya, saat berpaling dari ibadah, Alloh akan membuatnya semakin sibuk dengan urusan dunia.

Nabi bersabda dalam hadits qudsi:

يَا ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلَأْ صَدْرَكَ غِنًى وَأَسُدَّ فَقْرَكَ وَإِلَّا تَفْعَلْ مَلَأْتُ يَدَيْكَ شُغْلًا وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ

Lihat juga  Pentingnya Istiqomah dalam Ibadah

Wahai anak Adam, sibukkanlah dirimu dengan ibadah kepada-Ku, Aku akan penuhi dadamu dengan kecukupan, dan Aku penuhi kebutuhanmu.

Jika tidak demikian, Aku akan penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan, dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (H.R at-Tirmidzi) 

Apakah Alloh Telah Memberi Tahu Kapan Kita Mati?

Banyak orang berkata, andaikan Alloh memberi tahu kapan kematian tiba, tentunya akan berbuat baik semaksimal mungkin. Namun tahukah kita, bahwa sesungguhnya Alloh telah memberitahukan pengingat kematian itu dalam al-Quran dan hadist.

Jadi, Alloh sudah memberi tahu, namun kita-lah yang abai dan cuek. Sudah banyak berita dan utusan kematian datang kepada kita. Misalnya peristiwa kematian orang-orang terdekat, munculnya uban di rambut, menurunnya fungsi tubuh (mata, pendengaran, dll), serta datangnya penyakit-penyakit pada diri.

Nabi yang mulia bersabda:

 كَفَى بِالمَوْتِ وَاعِظًا 

“Cukuplah kematian sebagai peringatan (berharga).” (HR Al Baihaqi)

Kita dianjurkan ber-takziah kepada orang terdekat yang meninggal. Tujuannya agar bisa mengambil pelajaran atas peristiwa itu.

Selanjutnya dalam sebuah hadits, diterangkan:

Penyakit dan menurunnya fungsi tubuh semua itu adalah pengantar dan utusan kematian. Maka ketika azal datang, malaikat maut berkata, sudah berapa banyak berita kematian datang kepadamu? Sudah berapa banyak utusan/pengantar kematian datang kepadamu?.

Aku ini adalah berita dan utusan kematian terakhir kepadamu. Tidak ada lagi setelahku. Maka penuhilah panggilan tuhanmu atas kematian ini dengan sukarela ataupun terpaksa.

Maka ketika ruh mulai pergi dari jasad, orang-orang di sekitar pun berteriak dan menangis.  Malaikat maut berkata, atas siapa kalian berteriak dan menangis? Sungguh aku tidak mendholimi azal seseorang, serta tidak pula mengambil rizkinya. Akan tetapi robb-mu yang telah memanggilnya.

Wahau orang yang menangis, tangisilah dirimu sendiri. Sesungguhnya aku akan datang terus sampai tidak ada orang yang bisa menangis lagi.

Dahsyat-nya Sakaratul Maut

Kematian manusia akan diawali dengan proses sakaratul maut. Suatu peristiwa dahsyat yang dialami. Diterangkan, sakitnya sakaratul maut itu seperti ranting berduri yang dimasukkan ke dalam leher, lalu dicabut secara tiba-tiba. Juga seperti seekor kambing hidup yang dikuliti, dan seperti burung kecil yang terbang tinggi, lalu jatuh ke tempat yang berisi minyak mendidih.

Itulah sekilas nasehat kematian. Semoga kita dimudahkan dalam proses sakaratul maut, seperti redaksi doa yang selalu kita munajatkan:

اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ

“Ya Allah, mudahkanlah kami pada waktu sakaratul maut”

serta menjemput kematian dalam waktu dan tempat yang terbaik (khusnul khotimah)…amiiin.

+++++——-+++++

Dikutip dari pengajian ba’da Shubuh, 10 November 2024, Mesjid Nur Romadhan Pulo Asem Utara, Jakarta Timur. Penceramah: Ust. DR Wahid Rahman MA.

  • Nasehat Islam

    Kumpulan catatan pengajian yang diikuti penulis. Semoga memberi manfaat bagi yang membaca, penulis dan para guru/ustadz yang menyampaikan ilmunya. Berharap masukan jika ada yang perlu diperbaiki. ++Admal Syayid++

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *