Penanaman aqidah islam merupakan strategi kerosulan nabi Muhammad ﷺ dalam pembinaan moral umat manusia. Karena dengan pananaman aqidah yang benar, seseorang akan merasa diawasi oleh Alloh SWT sehingga timbul rasa takut dalam dirinya untuk melakukan larangan-larangan-Nya.

Seperti halnya kisah Sahabat Umar Khatab r.a. yang bertanya kepada anak kecil penggembala kambing. Sahabat umar r.a. bertanya, kenapa anda tidak mengambil kambing? bukannya tidak akan diketahui pemiliknya?. Sang anak menjawab, memang benar pemilik kambing ini tidak akan mengetahui jika aku mengambilnya, tetapi Alloh SWT maha mengetahui setiap perbuatan yang aku lakukan. 

Kunci penanaman aqidah adalah memiliki pengetahuan tentang konsep ketuhanan. Dimana pengetahuan tentang Tuhan dalam Islam adalah unik. Tuhan tidak bisa dilukiskan dan dipersonifikasikan berdasarkan versi manusia. Sejuta warna yang tercipta dalam otak, pasti bukan itu jawabannya.

Islam menyuruh kita untuk meyakini adanya dzat Tuhan dengan kesempurnaan sifatnya. Nyatakan dalam dalam hati dan pikiran bahwa Alloh SWT adalah satu-satunya dzat yang patut di sembah, tempat bergantung, tidak terikat dalam dimensi ruang dan waktu, hidup tapi tidak hidup seperti halnya sifat hidup makhluk. Alloh SWT maha kuasa, kekuasaannya tidak seperti kekuasaan makhluknya.

Makhluk hidup perlu ruang dan waktu, namun Alloh SWT lepas dari dimensi ruang dan waktu yang diciptakan-Nya. Maka dimensi masa lalu, sekarang dan akan datang tidak ada pada Alloh SWT. Semua ada dalam liputan ilmu-Nya. Hal ini terlihat dalam penjelasan Al-Quran, dimana peristiwa gaib di masa mendatang selalu dilukiskan dalam kata lampau.

Selanjutnya prinsip aqidah islam tidak melalui paksaan, kita harus menerima setulus-tulusnya atau ikhlas. Sehingga konsekwensinya akan timbul rasa diawasi  oleh Alloh SWT dalam menjalani kehidupan ini. Melakukan apa yang diperintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. 

++++++

Dikutip dari ceramah mingguan, tgl 18 April 2009 di Mesjid Darussalam Kota Wisata