Orang Kaya atau Miskin, Mana yang Utama?

By Nasehat Islam Last Updated On 03 September 2024 0 Comments 61
Orang Kaya atau Miskin.
Orang Kaya atau Miskin.

Dalam roda kehidupan, dimana dan kapanpun berada, kita pasti menyaksikan adanya orang kaya dan miskin. Menjadi pertanyaan manakah yang utama dalam pandangan Islam, menjadi orang kaya atau miskin?

Jika kita disuruh memilih dua pilihan, menjadi orang kaya atau miskin, tentu kita akan memilih menjadi orang kaya. Tidak ada dari kita yang ingin miskin dalam hidupnya. Sebab dengan kekayaan (harta) melimpah, seseorang bisa memperoleh segala yang dibutuhkan dan menikmati fasilitas yang orang lain tidak mampu menikmatinya.

Namun Alloh SWT, dengan kemaha-tahuan dan hikmah-Nya, ternyata orang kaya dan miskin itu mutlak harus ada. Apa jadinya jika dunia ini hanya dipenuhi oleh orang kaya saja atau sebaliknya. Jelas roda kehidupan tidak akan berputar dengan baik.  

Manakah yang utama, orang kaya ataukah orang miskin?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, terlebih dahulu mari kita melihat keutamaan orang kaya dan miskin dari kedua sisi. Orang kaya memiliki kemudahan untuk banyak bersedekah. Sedangkan orang orang miskin di sebutkan dalam hadits akan masuk surga 100 tahun lebih dahulu daripada orang kaya. Jadi, berdasarkan hal tersebut, sesungguhnya menjadi orang kaya atau miskin sama-sama memiliki keutamaan.

Yang terpenting bukanlah menjadi orang kaya atau miskin, tapi bagaimana dengannya kita menjadi orang yang taqwa di sisi Alloh. Karena itulah keutamaan yang sesungguhnya. Sebagaimana Alloh terangkan dalam firman-Nya:

** QS al-Hujarat 13

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ …

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.

Ibnu Qoyyim berkata:

Alloh tidak mengatakan bahwa yang paling mulia adalah yang paling miskin atau yang paling kaya di antara kalian.

Jadi sesungguhnya menjadi orang kaya atau miskin, sama-sama menjadikannya sebagai ujian, apakah dia akan menjadi hamba bertaqwa atau sebalilknya.

Hadits nabi ﷺ:

Sesungguhnya setiap umat memiliki ujian, dan ujian umatku adalah harta (HR Tirmidzi)

Mari kita memahami lebih lanjut terkait kedudukan harta dalam pandangan Islam, prinsip penggunaan harta, ketakutan menjadi orang miskin dan keutamaan orang miskin. Sehingga kita bisa menjadi bijak menyikapinya.

Kedudukan harta dalam islam

Dalam pandangan Islam, setidaknya ada 7 kedudukan harta yang perlu kita pahami, yakni sebagai berikut:

1. Harta hakikatnya milik Alloh
** Al-Maidah 17

وَلِلَّهِ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

** Al-Maidah 120

لِلَّهِ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا فِيهِنَّ ۚ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌۢ

Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

2. Harta akan diminta pertanggungjawabannya

Nabi yang mulia bersabda:

Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sampa dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya. Tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya dari mana diperolehnya dan kemana dibelanjakannya serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya (HR Tirmidzi)

3. Harta adalah amanah

** QS adz Dzariyat 19

وَفِىٓ أَمْوَٰلِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّآئِلِ وَٱلْمَحْرُومِ

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.

** Annisa 2

وَءَاتُوا۟ ٱلْيَتَٰمَىٰٓ أَمْوَٰلَهُمْ ۖ وَلَا تَتَبَدَّلُوا۟ ٱلْخَبِيثَ بِٱلطَّيِّبِ ۖ وَلَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَهُمْ إِلَىٰٓ أَمْوَٰلِكُمْ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ حُوبًا كَبِيرًا

Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar.

4. Harta adalah ujian keimanan
** QS at-Taghobun 15

إِنَّمَآ أَمْوَٰلُكُمْ وَأَوْلَٰدُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَٱللَّهُ عِندَهُۥٓ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.

5. Harta sebagai perhiasan
** QS ali-Imran 14

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ

Lihat juga  Tafsir Quran Surat An-Nas (Manusia)

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

6. Harta sebagai bekal ibadah
** QS at-Taubah 41

ٱنفِرُوا۟ خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَٰهِدُوا۟ بِأَمْوَٰلِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

7. Harta untuk menguatkan taqwa

Harta ketika dipegang oleh orang yang tidak memiliki taqwa bisa berpotensi bahaya. Karena itu, nabi menyarankan siapa yang siap kaya, harus siap bertaqwa.

Tidak masalah adanya kekayaan bagi orang yang bertaqwa (HR Ahmad)

Prinsip penggunaan harta menurut al-Quran

Selanjutnya, saat kita memiliki harta, maka penggunaannya pun harus sesuai dengan prinsip yang telah ditetapkan dalam ajaran Islam, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk Infaq dan Zakat
** QS Saba 39

قُلْ إِنَّ رَبِّى يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ لَهُۥ ۚ وَمَآ أَنفَقْتُم مِّن شَىْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُۥ ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ

Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)”. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.

** QS At-taubah 60

إِنَّمَا ٱلصَّدَقَٰتُ لِلْفُقَرَآءِ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْعَٰمِلِينَ عَلَيْهَا وَٱلْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَٱلْغَٰرِمِينَ وَفِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِّنَ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

2. Tidak untuk berlaku kikir
** QS ali-Imran 180

وَلَا يَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ هُوَ خَيْرًا لَّهُم ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا۟ بِهِۦ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

3. Tidak untuk bermaksiat / dihamburkan
** QS al Isra 26-27

وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

4. Untuk beramal sholeh
** QS an-Nahl 97

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

** QS al-Qoshosh 77

وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Dari Qotadah dari Muthorrif dari ayahnya ia berkata, Aku pernah mendatangi nabi membaca ayat أَلْهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ

Lihat juga  Keutamaan Dzulhijjah yang Harus Diraih

Sungguh berbangga-bangga telah melalaikan kalian dari ketaatan.

Lantas beliau bersabda:

Manusia berkata,”Hartaku-hartaku” beliau bersabda, “Wahai manusia apakah benar engkau memiliki harta? Bukankah yang engkau makan akan lenyap begitu saja? Bukankah pakaian yang engkau kenakan juga akan using? Bukankah yang engkau sedekahkan akan berlalu begitu saja? (HR Muslim)

Takut kemiskinan karena…

Lebih lanjut, ada resiko yang bisa menimpa orang miskin sebagaimana dijelaskan dalam hadits nabi ﷺ. Diriwayatkan Abu Na’im bahwa nabi yang mulia bersabda:

Kemiskinan itu dekat kepada kekufuran

Hadist tersebut setidaknya memberi peringatan hendaklah orang-orang miskin harus selalu hati-hati atau waspada terhadap kemiskinan. Karena kemiskinan dapat menggodanya untuk melakukan kemaksiatan guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan akibat yang terburuk menjual imannya (aqidahnya). Di dunia celaka di akhirat mendapat siksa naudzu billahi min dzalik…

Keutamaan orang Miskin

Namun orang miskin memiliki keutamaan jika ia selalu bersabar sehingga jangan sampai kita meremehkan mereka.

Berikut tiga hal keutamaannya:

1. Penghuni surga banyak orang miskin

Dari harits bin Wahb ra ia berkata bahwa nabi yang mulia bersabda:

Maukah kuberi tahu pada kalian siapakah ahli surga itu? Mereka itu adalah setiap orang yang lemah dan dianggap lemah oleh pada manusia…

Maukah kuberitahu pada kalian siapakah ahli neraka itu? Mereka itu adalah setiap orang yang keras, kikir dan gemar mengumpulkan harta lagi sombong (HR Bukhori Muslim)

2. Orang miskin mendahului orang kaya masuk surga

Dari abu Hurairah rosulullah bersabda:

Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Diterangkan dalam Tahfatul Ahwadzi sebagai berikut:

Satu hari di akhirat sama dengan seribu tahun di dunia. Sebagaimana yang Alloh taála sebutkan dalam QS al-Hajj 47:

وَإِنَّ يَوْمًا عِندَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّونَ

Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.

(setengah hari di akhirat sama dengan 500 tahun di dunia)

3. Berkah dari do’a orang miskin

Dalam hadist disebutkan bahwa sa’ad menyangka bahwa ia memiliki kelebihan dari sahabat lainnya karena melimpahkan dunia pada dirinya. Lantar rosululloh bersabda:

Kalian hanyalah mendapat pertolongan dan rezki dengan sebab adanya orang-orang lemah dari kalangan kalian (HR Bukhori)

Dalam lafadz lain nabi :

Sesungguhnya Alloh menolong umat ini dengan sebab orang-orang lemah di antara mereka, yaitu dengan do’a, sholat dan keikhlasan mereka (HR an-Nasai)

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, kita bisa memahami bahwa orang kaya dan miskin adalah ketetapan dari Alloh yang harus disikapi dengan bijak. Menurut kacamata islam kekayaan dan kemiskinan hanyalah ujian. Kaya atau miskin bukan urusan mulia atau hina. Kekayaan bisa berarti siksaan sedangkan kemiskinan bisa jadi karunia.

Keduanya tak lebih dari ujian, mana yang mulia atau mana yang hina tergantung bagaimana masing-masing di antara kita menyikapi ujian tersebut.

** QS Al-Fajr 15-16

فَأَمَّا ٱلْإِنسَٰنُ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ رَبُّهُۥ فَأَكْرَمَهُۥ وَنَعَّمَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَكْرَمَنِ

Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”.

وَأَمَّآ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَهَٰنَنِ

Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku”.

Semoga Alloh menjadikan kita hamba-Nya yang selalu kaya iman kaya amal kaya harta dan pandai mensyukuri nikmat-Nya serta bersabar dalam setiap keadaan. Amin…

++++++——–+++++++

Catatan pengajian ba’da shubuh, 31 Agustus 2024, Mesjid Raya Pulo Asem, Jakarta Timur, Narasumber Ust Anwar Zufri (UAZ)

  • Nasehat Islam

    Kumpulan catatan pengajian yang diikuti penulis. Semoga memberi manfaat bagi yang membaca, penulis dan para guru/ustadz yang menyampaikan ilmunya. Berharap masukan jika ada yang perlu diperbaiki. ++Admal Syayid++

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *