Hindari Penyakit Kultus Individu

By Nasehat Islam Last Updated On 02 December 2023 0 Comments 194
Hati-hati dengan penyakit Kultus Individu
Hati-hati dengan penyakit Kultus Individu

Di antara penyakit yang harus dihindari agar tetap berada dalam petunjuk islam adalah Al Ghuluw (berlebihan) atau kultus individu terhadap seseorang. Hal ini selaras kalau kita hubungkan dengan harapan yang selalu dipanjatkan dalam surat al-Fatihah.

Nilai-nilai yang terkandung dalam QS Al-Fatihah 6, adalah ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ, Tunjukilah kami ke jalan yang lurus (islam)”. Tentu kita bertanya, kenapa kita membutuhkan jalan yang lurus (islam), padahal sudah beragama islam?. Para ulama menjawab, bahwa kebutuhan terhadap jalan yang lurus (Islam) tidak sebatas saat memasuki islam, namun terus menerus selama menjalani kehidupan sebagaimana hukum Alloh berjalan.

Jadi, petunjuk islam merupakan nikmat yang terbesar di dunia ini, sebagaimana digambarkan dalam ayat selanjutnya dalam QS Al-Fatihah 7, صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ “Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka”. Mereka disini adalah para shiddiqin, syuhada, dan sholihin.

Kalau hidayah berupa ajaran islam merupakan nikmat terbesar, sebaliknya kesesatan / dholalah adalah suatu bencana yang paling dahysat, karena ia melenceng jauh dari jalan yang lurus. Pertanyaannya, apa yang menjadikan seseorang jauh dari hidayah dan terjatuh pada musibah yang besar itu?. Salah satu penyebabnya adalah Al Ghuluw (berlebihan) atau kultus individu terhadap seseorang.

Apa Buktinya?
  • Bangsa Yahudi telah diberikan nikmat yang besar oleh Alloh SWT dengan diutusnya para nabi dari golongan mereka. Tetapi Yahudi berubah menjadi dimurkai Alloh karena mereka kultus individu. Sebagian ulama menafsirkan bahwa orang yang dimurkai Alloh yang tertera dalam QS Al Fatihah 7 adalah kaum Yahudi. غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْbukan (jalan) mereka yang dimurkai”

Perhatikan QS at-Taubah ayat 30:

وَقَالَتِ ٱلْيَهُودُ عُزَيْرٌ ٱبْنُ ٱللَّهِ وَقَالَتِ ٱلنَّصَٰرَى ٱلْمَسِيحُ ٱبْنُ ٱللَّهِ ۖ ذَٰلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَٰهِهِمْ ۖ يُضَٰهِـُٔونَ قَوْلَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن قَبْلُ ۚ قَٰتَلَهُمُ ٱللَّهُ ۚ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ

Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Allah”. Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?”

  • Rosululloh ﷺ menasehati agar kita selalu waspada dari penyakit Kultus Individu ini. Alloh berfirman dalam QS an-Nisa 123,
Lihat juga  Tujuh Kekuatan Muslim Yang Perlu Dimiliki

لَّيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلَآ أَمَانِىِّ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ ۗ مَن يَعْمَلْ سُوٓءًا يُجْزَ بِهِۦ وَلَا يَجِدْ لَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا

“(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah”

Dalam realitas kehidupan, tidak sedikit kaum muslimin terkena penyakit kultus individu. Mereka mengiyakan secara buta segala bentuk tindakan dan ucapan seseorang. Jangankan yang benar, yang salah juga diikuti, karena mereka beranggapan seseorang tersebut memiliki maqom atau pengaruh yang tinggi.

Ada beberapa bukti atau peristiwa sejarah yang bisa kita ambil hikmahnya, agar kita lebih hati-hati terhadap penyakit Kultus Individu, yakni sebagai berikut:

  • Nabi Muhammad ﷺ mengatakan bahwa Alloh SWT melaknat Yahudi dan Nashroni, karena mereka membangun mesjid di atas kuburan nabi.

لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ

Semoga Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka mengambil kubur para Nabi mereka sebagai masjid.”

  • Suatu saat Abu Bakar dipanggil oleh seorang shahabat, “Ya Kholifatulloh..”, Abu Bakar tidak diam dan ia berkata: “Kamu jangan panggil itu, aku adalah kholifaturrosul”.
  • Umar bin Khatab, menggantikan panglima perang Khalid bin Walid dengan Abu Ubaidah. Kenapa?  apakah karena Khalid bin Walid melakukan kesalahan? Ternyata tidak, Khalid bin Walid adalah seorang panglima perang yang hebat. Setiap peperangan yang ia pimpin selalu menang terus. Umar bin Khatab melihat suatu fenomena yang kurang baik. Sebagian kaum muslimin, hampir meng-kultus individu-kan Kholid bin Walid. Seolah-olah kemenangan perang ditentukan oleh Khalid bin Walid bukan atas izin Alloh SWT. Maka dengan itu Umar menggantikannya untuk menghindari kultus individu yang berlebihan.
  • Pada suatu waktu, beberapa shahabat duduk bersama sambil bernostalgia di bawah sebuah pohon. Pohon ini memiliki nilai historis yang tinggi karena dipakai dalam peristiwa Baitul Ridwan (janji setia) terhadap nabi ﷺ saat islam belum berkembang luas. Umar bin Khatab mengetahui informasi ini, beliau takut sebagaian sahabat itu meng-kultus individukan-kan pohon itu, maka beliau pun menebang pohon itu.
Lihat juga  Pilihlah Pemimpin Yang Berkarakter al-Quran!

Berdasarkan peristiwa di atas, kita bisa mengambil hikmah, Kultus Individu kepada manusia-manusia terbaik saja (Isa r.a, Uzair, dan Sahabat) tidak dibolehkan, apalagi kultus individu yang berlebihan kepada orang yang bukan nabi dan belum jelas loyalitasnya kepada islam. Sehingga hal ini akan lebih membahayakan. 

Jadi berhati-hatilah dengan penyakit ini, karena bisa saja hinggap kepada individu atau masyarakat yang meng-kultus individu-kan ketua partai, golongan, pesantren, organisasi, kepala negara dan lain sebagainya…

++++++

Dikutip dari pengajian malam minggu, 8 Januari 2010, mesjid Darussalam Kota Wisata, Penceramah: DR. Ahzami Samiun Zajuli MA

  • Nasehat Islam

    Kumpulan catatan pengajian yang diikuti penulis. Semoga memberi manfaat bagi yang membaca, penulis dan para guru/ustadz yang menyampaikan ilmunya. Berharap masukan jika ada yang perlu diperbaiki. ++Admal Syayid++

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *