Keteladanan Nabi Ibrahim dan Keluarganya

By Nasehat Islam Last Updated On 24 June 2024 0 Comments 138
Menciptakan Generasi  Ber-Tauhid Kepada Alloh SWT
Menciptakan Generasi Ber-Tauhid Kepada Alloh SWT

Nabi Ibrahim adalah sosok teladan bagi umat Islam. Kisah perjalanan hidupnya sungguh luar biasa. Namanya tertera dalam beberapa ayat suci al-Quran. Tidak hanya kita, nabi yang mulia Muhammad ﷺ pun diperintahkan Alloh untuk mengikuti ajaran nabi Ibrahim. Karena ia membawa ajaran lurus yang mengajak umat men-tauhid-kan Alloh swt.

Alloh berfirman dalam QS an-Nahl 123 sebagai berikut:

ثُمَّ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ أَنِ ٱتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ

ٱلْمُشْرِكِين

“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan

Nabi Ibrahim dan keluarga-nya adalah potret keteladanan. Sebagai hamba Alloh mereka mendahulukan ketaatan dan rasa cintanya hanya kepada Alloh dibandingkan dengan lainnya. Karena keteladanannya, Alloh perintahkan umat Islam untuk mendoakan minimal 5 kali sehari dalam bacaan sholat.

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”

Jika kita menelaah ayat-ayat al-Quran, Alloh selalu memuji keistimewaan nabi Ibrahim beberapa kali. Misalnya dalam QS an-Nahl 120-121, Alloh memujinya sebanyak 5 kali berturut-turut. Yakni ia seorang imam yang menjadi teladan dalam semua jenis dan cabang kebaikan, patuh kepada Alloh, hanif, bukan orang yang mempersekutukan Alloh, dan orang yang mensyukuri nikmat Alloh.

Begitu pula dalam QS Hud 75, Alloh memuji nabi Ibrahim dengan tiga keistimewaan yakni seorang penyantun, penghiba dan suka kembali kepada Alloh.  

QS An-Nahl 120-121

إِنَّ إِبْرَٰهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِّلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ

Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan) (QS an-Nahl 120)

شَاكِرًا لِّأَنْعُمِهِ ۚ ٱجْتَبَىٰهُ وَهَدَىٰهُ إِلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ

(lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. (QS an-Nahl 121)

QS Hud 75

إِنَّ إِبْرَٰهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّٰهٌ مُّنِيبٌ

Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah. (QS Hud 15)

Sehingga dengan alasan-alasan di atas, Alloh memilih dan mengangkat nabi Ibrahim sebagai kholilulloh. Yakni kekasih Alloh dalam tingkatan sayang dan cinta yang paling tinggi (khullah).

وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِّمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَٱتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًا ۗ وَٱتَّخَذَ ٱللَّهُ إِبْرَٰهِيمَ خَلِيلًا

Lihat juga  Keutamaan Dzulhijjah yang Harus Diraih

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”. (QS an-Nisa 125)

Maqam Ibrahim, Jejak Kaki Nabi Ibrahim di sekitar Ka’bah Mekkah
Bukti Keteladanan Nabi Ibrahim dan Keluarganya

Salah satu keteladanan nabi Ibrahim dan keluarganya, bisa kita simak dalam dua kisah yang menjadi cikal bakal syariat ibadah Haji dan Qurban, yakni sebagai berikut:

1. Meninggalkan Istri dan Anak di Lembah Tak Berpenghuni

Alloh memerintahkan nabi Ibrahim meninggalkan istrinya Hajar dan putranya yang masih kecil Ismail di sebuah lembah yang tidak ada pohon, air dan tidak berpenghuni. Nabi Ibrahim dan keluarganya mentaati perintah ini karena berkeyakinan bahwa Alloh tidak akan membiarkannya.

Saat nabi Ibrahim membalikkan punggungnya untuk meninggalkan lembah tersebut, Hajar mengikuti Nabi Ibrahim dan berkata, “Wahai Ibrahim! Kemana engkau hendak pergi meninggalkan kami di lembah yang tak berpenghuni dan tak ada apapun di sini?”

Hajar mengucapkan kata-katanya berulang kali, namun Nabi Ibrahim tidak juga menolehnya. Akhirnya Hajar bertanya, “Apakah Allâh yang memerintahkan hal ini kepadamu?” Nabi Ibrahim menjawab, “Benar.” Hajar menimpali, “Kalau begitu, Allâh tidak akan menyia-nyiakan kami.” kemudian Hajar kembali ke tempat semula.

Hajar berlari-lari kecil antara Shaffa dan Marwa. Dan Alloh mengabadikan kisahnya dalam al-Quran sebagai ibadah Sa’i dalam rukun haji dan umrah.

إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِ

Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi’ar Allah” (QS al-Baqoroh 158)

Shafaa dan Marwa

Tidak hanya itu, ketaatan dan ketawakkal-an Hajar memunculkan mata air Zamzam yang sampai saat ini bisa diminum setiap orang yang berangkat haji dan umrah.

يَرْحَمُ اللَّهُ أُمَّ إِسْمَاعِيلَ لَوْ تَرَكَتْ زَمْزَمَ أَوْ قَالَ لَوْ لَمْ تَغْرِفْ مِنْ الْمَاءِ لَكَانَتْ زَمْزَمُ عَيْنًا مَعِينًا

“Semoga Allâh merahmati Ibu Ismail. Sekiranya ia membiarkan air Zamzam –atau beliau bersabda: Sekiranya ia tidak menciduk air tersebut- tentulah air Zamzam sudah menjadi mata air yang mengalir.”

Termos air peziarah kekaisaran Turki Ottoman, digunakan untuk menampung air zamzam. Bertuliskan Tughra Sultan (Wikipedia)
2. Menyembelih Anaknya Nabi Ismail

Kisah kedua yang mencerminkan keteladanan nabi Ibrahim dan keluarganya adalah ketika diperintahkan menyembelih putra yang dicintainya Ismail. Dan nabi Ismail pun menyuruh ayahnya agar tidak ragu menjalani perintah tersebut.

Hal ini sebagaimana tertera dalam QS As-Saffat 102 sebagai berikut:

Lihat juga  Menghadirkan Ibadah Sebagai Kenikmatan

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS as-Saffat 102)

Nabi Ismail adalah sosok yang kata-katanya bisa dipegang dan menempati janji. Ia berserah diri untuk disembelih oleh ayahnya sendiri. Sehingga Alloh pun memberi pujian sebagai seseorang yang benar janjinya.  

وَٱذْكُرْ فِى ٱلْكِتَٰبِ إِسْمَٰعِيلَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ صَادِقَ ٱلْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَّبِيًّا

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. (QS Maryam 54)

Ketegaran nabi ismail saat akan disembelih tersirat dalam pesan beliau kepada ayahnya yakni sebagai berikut:

“Ayah hadapkan wajahku ke arah tanah, agar engkau tidak melihat wajahku, lalu ayah menjadi kasihan padaku”

 “Singkapkan baju ayah, agar tidak ternoda darahku, maka akan menjadi berkurang pahalaku dan khawatir terlihat ibu maka akan bersedih hatinya”

 Tajamkan pedangnya dan segera sembelihlah, itu akan lebih mudah bagiku, karena kematian adalah suatu yang berat”

“Bawa kembali pulang bajuku, agar ibu bisa mengenangku”

 “Sampaikan pesan kepada ibu, katakan padanya, bersabarlah dalam menjalankan perintah Allah”

 “Jangan kabarkan pada ibu bagaimana ayah menyembelihku dan mengikatku”

 “Jangan ada anak-anak yang dekat pada ibu, jika ada anak yang seusiaku, janganlah dilihat agar tidak terus menerus beresedih”

Karena ketaatan, ketegaran dan kepasrahannya, Alloh-pun menggantikan Ismail dengan hewan sembelihan yang besar dan Alloh memberikan pujian dan keselamatan kepada nabi Ibrahim dan keluarganya.

وَفَدَيْنَٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (QS as-saffat 107)

وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى ٱلْءَاخِرِينَ

Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian (QS as-saffat 108)

سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِبْرَٰهِيمَ

(yaitu)”Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”. (QS as-Saffat 109)

Demikianlah perjalanan kisah nabi Ibrahim dan keluarganya yang penuh dengan faedah yang bisa kita ambil pelajaran dan dijadikan teladan sepanjang masa.

+++++
Pengajian Sebelum Maghrib, 9 Dzulhijjah 1445 H, 16 Juni 2024, Mesjid Nur Romadhan Pulo Asem Utara, Jakarta Timur, Penceramah Ust Rafael Afrianto Lc.

 

  • Nasehat Islam

    Kumpulan catatan pengajian yang diikuti penulis. Semoga memberi manfaat bagi yang membaca, penulis dan para guru/ustadz yang menyampaikan ilmunya. Berharap masukan jika ada yang perlu diperbaiki. ++Admal Syayid++

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *