Ada salah satu nikmat yang sering terlupakan, padahal nikmat ini sungguh luar biasa apalagi dikaitkan dengan awal perkembangan islam. Nikmat itu berupa BANYAKNYA JUMLAH pemeluk islam. Secara statistik, pemeluk islam dewasa ini telah mencapai 20 persen dari total penduduk dunia, dan di Indonesia merupakan pemeluk mayoritas.
Nikmat banyaknya pemeluk islam ini haruslah disyukuri oleh setiap muslim. Kalau nikmat ini tidak disyukuri maka tidak mustahil akan berubah menjadi bencana dan malapetaka. Umat islam yang seharusnya memiliki kekuatan akan bercerai berai, menjadi beban negara, dilecehkan orang lain, dan terjadi persaingan tidak sehat antar golongan. Hal ini sungguh berbeda dengan kondisi di awal perkembangan umat Islam. Jumlah pemeluk islam saat itu jauh lebih sedikit dibandingkan kaum kafir. Namun, umat Islam mampu memperoleh kemenangan dan diperhitungkan dunia. Sedikit dalam jumlah namun memiliki bobot dalam kualitas.
Oleh karena itu, menjadi kewajiban setiap muslim untuk mensyukuri nikmat ini, satu diantaranya dengan menumbuhkan sifat LOYALITAS atau KESETIAAN terhadap agama islam (Wala wal bala).
Terdapat tiga dimensi loyalitas yang harus dimiliki dalam rangka mensyukuri nikmat banyaknya pemeluk islam. Dimensi ini adalah sebagai berikut:
1. Memiliki Ketaataan dan Kedekatan dengan Islam
Ketika seorang muslim memiliki loyalitas yang tinggi terhadap agama, maka darinya harus ada ketaatan kepada Alloh, Rosul, dan pemimpin yang memiliki komitmen terhadap islam. Sungguh ironi, jika seseorang yang telah menyatakan dirinya muslim tidak memiliki ketaatan dan malah condong memilih pemimpin kafir.
Saat ini, banyak negara yang mayoritas penduduknya islam dipimpin oleh orang yang anti islam bahkan menyebarkan aqidah yang sesat. Hal ini dikarenakan pemeluk islam tidak memiliki loyalitas atau kecemburuan terhadap agamanya. Mereka salah mencari pemimpin dan teman perjuangan. Bukannya bergaul dekat dengan orang islam, namun sebaliknya lebih dekat dengan kepentingan orang-orang kafir.
2. Saling Menolong Sesama Muslim
Wujud kedua dari sikap loyalitas haruslah memiliki keberpihakan kepada kaum muslimin. Jika sebagian kaum muslim berjuang dalam pendidikan, maka hendaknya sebagian muslim lain membelanya. Anaknya seyogianya disekolahkan kepada pendidikan islam, bukan pendidikan kafir karena alasan bonafid.
Begitu pula, saat ada sekelompok muslim berjuang di jalur politik maka sebagian muslim lain hendaknya mendukung perjuangannya. Bukan sebaliknya, dibiarkan berjuang sendiri melawan musuh islam atau bahkan dihakimi. Jika sinergi ini terjadi, harapannya kekuasaan politik bisa diraih oleh orang-orang yang memiliki komitmen kepada Islam bukan golongan sekuler. Menjadi musibah besar bagi suatu negara yang mayoritas penduduknya islam, namun dikelola oleh golongan yang anti islam.
3. Mencintai Atas Dasar Islam
Cinta dalam islam haruslah dikelola dengan baik, jangan disalahgunakan. Janganlah wanita islam mau mencari pasangan suami kafir hanya karena alasan tampang dan cinta. Jika hal ini terjadi, maka ini merupakan bentuk kejahatan dalam bercinta. Dalam islam, cinta termasuk dalam koridor aqidah. Cinta harus didasari cinta kepada Alloh dan sesuatu yang dicintai oleh Alloh. Begitu pula sebaliknya, membenci haruslah didasari benci kepada orang dan sesuatu yang dibenci Alloh.
Vonis Alloh SWT bagi orang yang lebih mencintai orang kafir dibanding orang muslim hanya karena ada kepentingan tertentu adalah FASIQ dan akan mendapat kemurkaan Alloh. Perhatikan QS at-Taubah 24 berikut ini:
قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا
وَمَسَٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ ليَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ
Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Semoga kita termasuk orang yang bersyukur yang diwujudkan dengan memiliki komitmen dan loyalitas yang tinggi terhadap agama Islam, amienn..
++++++
Pengajian Sabtu, 24 April 2010, Mesjid Darussalam Kota Wisata Cibubur, Narasumber: DR. Ahzami Samiun Jazuli MA