Tafsir Quran Surat Al-‘Ashr

By Nasehat Islam Last Updated On 18 August 2024 0 Comments 50
Jangan menjadi manusia yang merugi,
Jangan menjadi manusia yang merugi,

Mari kita pelajari dan pahami tafsir dari surat pendek yang sering kita baca, yakni QS Al-‘Ashr:

ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

وَالْعَصْرِۙ

Demi masa,

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ

sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian,

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِࣖ

kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.

1. Pengantar

Surat Al-‘Ashr terdiri dari tiga ayat, termasuk golongan surat-surat Makiyah, yaitu surat atau ayat yang diturunkan sebelum peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah.

Dinamakan surat Al-‘Ashr yang berarti masa diambil dari ayat pertama dari surat ini. Surat Al-‘Ashr ini diturunkan setelah surat Al-Insyirah.

Surat Al-‘Ashr ini secara umum menjelaskan bahwa semua manusia akan berada dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang senantiasa mengisi waktu-waktu (masa hidup di dunianya) dengan hal-hal yang baik, yaitu beriman, beramal shaleh dan saling mengingatkan sesama mereka.

2. Kandungan Ayat

Surat yang agung ini mengandungan banyak pelajaran yang sangat berharga bagi setiap manusia yang beriman kepada Allah, yaitu:

  • Allah swt bersumpah dengan menyebutkan “Demi masa”, yaitu siang dan malam sebagai tempat terjadinya perbuatan dan berbagai aktivitas manusia, bahwa manusia itu akan merugi.

Merugi dengan berbagai tingkatan:

    • Merugi secara mutlak, rugi dunia dan akhirat; dia tidak mendapatkan surganya Allah, malah yang didapatkannya adalah neraka Jahannam.
    • Ada kerugian pada satu sisi saja, karena itu Allah menyebut kerugian untuk setiap manusia secara umum, kecuali:
      • Orang-orang yang senantiasa beriman kepada Allah serta beriman kepada apa yang Allah perintah untuk di-imani, seperti beriman para malaikat, kitab-kitab, kepada para rasul, hari akhir dan beriman kepada takdir.
      • Orang-orang yang senantiasa beramal shaleh, berbuat berbagai kebaikan, baik yang diwajibkan maupun yang dianjur (disunnah)kan.
      • Orang-orang yang senantiasa saling menasehati dengan kebenaran, saling mendorong dan menganjurkan untuk berbuat kebaikan.
      • Orang-orang yang senantiasa saling menasehati dengan kesabaran, yaitu:
        a) Agar bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah,
        b) Agar bersabar dalam menjauhkan diri dari berbagai kema’siatan dan dosa,
        c) Agar senantiasa bersabar dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan.
Lihat juga  Meng-Imani Nabi dan Rosul
Kaligrafi Surat Al-‘Ashr
  • Kemuliaan dan keagungan surat ini terlihat pula dengan apa yang telah diucapkan oleh salah seorang ulama besar, panutan kaum muslimin, salah seorang imam Ahlussunnah wal Jama’ah, yaitu Imam As-Syafi’i:

Sekiranya manusia itu mau mentadabburi (mempelajari, lalu menghayati) surat ini, niscaya sudah mencukupi bagi mereka.

Dalam kesempatan lain, Imam As-Syafi’i berkata:

Sesungguhnya banyak manusia yang lalai (tidak ambil peduli) dengan surat ini, yaitu surat Al-‘Ashr.

  • Ada sebagian sahabat nabi di kala itu, setiap mereka selesai dari sebuah perkumpulan, maka sebelum mereka berpisah terlebih dahulu mereka membaca surat Al-‘Ashr.

Hammad bin Salamah meriwayatkan dari Tsabit yang diterimanya dari Ubaidillah bin
Husn berkata: Dua orang sahabat Rasulullah jika bertemu tidak berpisah
kecuali setelah salah satu dari mereka membaca surat Al-Ashr hingga akhir, kemudian
salah satu dari mereka memberi salam kepada yang lainnya.

  • Ada pelajaran lain yang sangat berharga dalam surat yang mulia ini, yaitu masalah SUMPAH. Dalam ajaran Islam diyakini, jika Allah yang bersumpah ada kalanya memakai namaNya sendiri, dan ada kalanya dengan mempergunakan nama makhlukNya, seperti Demi masa, Demi buah tin, Demi buah zaitun, Demi matahari, Demi bulan dan lain sebagainya, dan itu adalah boleh bagi Allah, dan memang itu adalah hak Allah.

Tetapi jika kita sebagai makhlukNya, manakala hendak bersumpah, maka wajib mempergunakan nama Allah, seperti ucapan: Demi Allah, Demi Allah Pencipta langit dan bumi, Demi Allah yang menurunkan hujan, Demi Zat yang jiwa aku dalam genggamanNya.

Jika seseorang bersumpah dengan mempergunakan nama makhluk, seperti: Demi langit dan bumi, Demi Ka’bah, Demi matahari, Demi bulan, Demi malaikat dan lainnya, maka perbuatan itu terlarang, karena bisa terjerumus jadi musyrik dan bisa juga jadi kafir.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad :

“Barangsiapa yang bersumpah kepada selain Allah, maka dia kafir atau musyrik” (HR. Ahmad).

Walaupun musyrik dan kafir di dalam hadits di atas tidak menyebabkan yang bersangkutan keluar dari Islam. Artinya islamnya tetap sah, hanya saja dia berdosa besar dan wajib bertaubat.

Lihat juga  Tafsir Quran Surat Al-Fil

+++———+++++++

Catatan Pengajian Ba’da Shubuh, 18 Agustus 2024, Mesjid Nur Romadhan Puloasem Utara, Jakarta Timur. Penceramah Ust. DR. Darwis Abu Ubaidah MA.

  • Nasehat Islam

    Kumpulan catatan pengajian yang diikuti penulis. Semoga memberi manfaat bagi yang membaca, penulis dan para guru/ustadz yang menyampaikan ilmunya. Berharap masukan jika ada yang perlu diperbaiki. ++Admal Syayid++

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *