Tahun Baru: Bolehkan Umat Islam Merayakan?

By Nasehat Islam Last Updated On 13 February 2024 0 Comments 170
Bolehkah Merayakan Tahun Baru
Bolehkah Merayakan Tahun Baru

Setiap akhir tahun, sebagian umat Islam disibukkan dengan hingar bingar perayaan tahun baru. Perayaan tahunan yang telah menjadi ‘trend’ dengan berbagai macam kegiatannya.

Bagaimanakah seharusnya umat Islam menyikapi perayaan tahun baru ini?

Untuk menjawab persoalan ini, pertama-tama setiap muslim haruslah memiliki prinsip beragama dengan baik dan benar. Setiap kegiatan haruslah merujuk kepada tuntutan agama yang bersumber dari Alloh SWT dan nabi Muhamad SAW. Bukan berdasarkan rujukan lain misalnya budaya orang kafir.

Islam mengajarkan, bagi mereka yang bertaqwa yang selalu ingat kematian, dilarang keras ber-TASABUH, yakni  larangan menyerupai budaya orang kafiir. Apalagi budaya yang terkait dengan ajaran agamanya.

Perayaan tahun baru 1 Januari dan Natal adalah satu paket ibadahnya orang nasrani di gereja. Sehingga berdasarkan hal ini, tidaklah bisa diterima secara syar’i, jika sebagian umat islam bersikap lunak membolehkan dirinya merayakan acara tahunan ini. Karena acara ini adalah ibadahnya murni orang kafir.

Banyak alasan seseorang merayakan tahun baru ini. Misalnya karena tahun universal, mengikuti trend, dan lain sebagainya. Namun, seorang muslim haruslah peka dan berhati-hati karena ini adalah salah satu trik orang kafir untuk me-murtad-kan dan menyesatkan. Tujuannya, seorang muslim memandang perkara dosa tidak dianggap dosa karena sudah terbiasa. Ia menjadi lalai dan tidak memiliki pegangan kuat terhadap agamanya. 

Kondisi ini sudah disinyalir dalam QS Ali Imran 69;

وَدَّت طَّآئِفَةٌ مِّنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ لَوْ يُضِلُّونَكُمْ وَمَا يُضِلُّونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ

Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya”

Banyaknya umat islam yang merayakan tahun baru ini memang sungguh ironis, dan sudah diprediksi nabi untuk menyatakan kondisi umat di akhir zaman.

“Kamu akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu ikut memasukinya. Para sahabat bertanya : “Siapa mereka yang baginda maksudkan itu, ya Rasulullah ?” Beliau menjawab : “Orang-orang Yahudi dan Nasrani” (HR. Bukhari)

Harus disadari, bahwasanya Yahudi dan Nasrani adalah pelopor budaya dan peradaban zaman sekarang melalui propaganda media yang dikuasai. Seseorang menganggap dirinya tidak modern jika tidak mengikuti budaya meraka. Alhasil, betapa ironsinya orang islam berduyun-duyun memeriahkan perayaan tahun baru, sementara event itu sendiri adalah perayaan ibadahnya orang nasroni.

Lihat juga  Tata Krama Bertamu dan Menghormati Tamu

Waktu bagi setiap muslim, janganlah disia-siakan. Hidup tidak bisa diulang. Umur yang dikaruniakan akan diminta pertanggungjawaban saat berhadapan dengan Alloh SWT kelak.

Setiap orang akan dengan mudah dibuka file catatan amalnya. Jangan sampai umur kita habis tidak dalam ketaatan. Namun sebaliknya, dihabiskan dengan berpoya-poya dan bersenang-senang. Apalagi membuang waktu dengan kegiatan mudharat dan dosa, salah satunya ikut memeriahkan ibadah agama lain.

+++++

Dikutip dari khutbah Jum’at, 30 Desember 2011, Mesjid Darussalam Kota Wisata, Khotib: DR Daud Rasyid MA

 

  • Nasehat Islam

    Kumpulan catatan pengajian yang diikuti penulis. Semoga memberi manfaat bagi yang membaca, penulis dan para guru/ustadz yang menyampaikan ilmunya. Berharap masukan jika ada yang perlu diperbaiki. ++Admal Syayid++

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *