Jadikan Sabar Sebagai Senjata Hidupmu

By Nasehat Islam Last Updated On 11 March 2025 0 Comments 43
Sabar sebagai senjata hidup
Sabar sebagai senjata hidup

Kita pasti menyadari bahwa sabar adalah sesuatu yang mudah diucapkan, namun sulit diimplementasikan. Namun kita haruslah berusaha menjadi orang yang pandai ber-sabar. Kenapa?

Karena dalam realitas hidup, sesuatu yang ‘tidak diharapkan’ pasti akan menimpa. Ujian hidup tidak akan pernah berhenti dan akan datang bertubi-tubi. Dan sabar akan menjadi senjata ampuh untuk menjalaninya.

Nabi ﷺ yang mulia mengatakan sesungguhnya manusia dalam hidupnya akan mengalami ujian, dari satu musibah ke musibah lainnya.

وَعَنْ ابنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: خَطَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا مُرَبَّعاً، وَخَطَّ خَطًّا فِي الْوَسَطِ خَارِجَاً مِنْهُ، وَخَطَّ خُطَطاً صِغَاراً إِِلَى هَذَا الَّذِي فِي الوَسَطِ مِنْ جَانِبِهِ الَّذِي فِي الوَسَطِ، فَقَالَ: هَذَا الإِنسَانُ، وَهَذَا أَجَلُهُ مُحِيطاً بِهِ أو قَد أَحَاطَ بِهِ وَهَذَا الَّذِي هُوَ خَارِجٌ أَمَلُهُ وَهَذِهِ الْخُطَطُ الصِّغَارُ الأَعْرَاضُ، فَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا، نَهَشَهُ هَذَا، وَإِنْ أَخْطَأَهُ هَذَا نَهَشَهُ هَذَا. رَوَاهُ البُخَارِيّ.

Dari Ibnu Mas’ud—ra—, ia berkata: “Nabi  menggambar persegi empat dan membuat garis yang keluar darinya di tengahnya. Beliau juga membuat garis-garis kecil ke arah garis yang berada di tengah tersebut dari arah sampingnya.

Beliau bersabda : “Ini adalah manusia, dan (persegi empat) ini adalah ajalnya, meliputinya atau telah mengelilinginya. Sedangkan (garis) yang keluar ini adalah angan-angannya.

Dan garis-garis kecil ini adalah musibah-musibah. Jika ia tidak tertimpa ini (suatu jenis musibah, pen), dia pasti tertimpa ini (suatu jenis musibah, pen). Jika dia tidak tertimpa ini, dia pasti tertimpa ini’.” (HR. Al-Bukhari)

Juga, Alloh menyatakan dalam firman-Nya bahwa mati dan hidup adalah ujian bagi manusia.

ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS al-Mulk 2)

Maka dengan itu, cara terbaik menyikapi terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan (ujian) adalah berusaha untuk menjadi manusia sabar.

Apa Itu Sabar?

Secara sederhana, sabar diartikan ‘tidak bereaksi yang reaksinya menimbulkan murka Alloh’. Contohnya saat di perjalanan, tiba-tiba ban mobil kempes. Sikap orang sabar, ia tidak akan bereaksi yang menimbulkan murka Alloh misalnya menendang atau mengumpat.

Lebih lanjut, sabar meliputi tiga hal yakni: 1) sabar dalam menjalankan perintah, 2) sabar menjauhi larangan dan 3) sabar menghadapi takdir-takdir Alloh. Karena tidak semua takdir Alloh sesuai dengan harapan / keinginan, namun takdir adalah yang terbaik buat kita.

Sabar Itu Harus Diusahakan

Para ulama mengkategorikan sikap sabar menjadi dua, yakni:

  • Jibili, yakni sikap sabar yang telah menempel sejak lahir (karakter bawaan)
  • Muktasab, yakni sikap sabar yang harus diusahakan.

Pengkategorian ini selaras dengan sabda nabi ﷺ berikut ini:

Sabar Jibili

Rasulullah pernah berkata kepada al-Mundzir, kepala kabilah Abdul Qais,

 “Sesungguhnya pada dirimu ada dua sifat yang dicintai Allah, yaitu sifat penyabar dan tidak suka tergesa-gesa.” Lalu ia bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah aku berusaha berperilaku seperti itu, atau Allah menjadikanku berwatak dengan keduanya?”

Nabi ﷺ  menjawab, “Allahlah yang menjadikanmu berwatak dengan keduanya.”

Al-Mundzir pun berucap, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku berwatak dengan dua tabiat yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.” (HR Abu Dawud).

Sabar Muktasab

وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ

“Barangsiapa yang berusaha menjaga diri, maka Allah menjaganya, barangsiapa yang berusaha merasa cukup, maka Allah mencukupinya.

Barangsiapa yang berusaha bersabar, maka Allah akan menjadikannya bisa bersabar dan tidak ada seorang pun yang dianugerahi sesuatu yang melebihi kesabaran.” (HR Bukhari).

Mengacu kategori kedua di atas, untuk menjadi orang sabar, terlebih dahulu kita harus menyadari bahwa kita masih perlu memperbaikinya, lalu kuatkan azzam (niat) untuk menggapainya, berusaha semaksimal mungkin, maka niscaya Alloh akan membantunya.

Lihat juga  Menapaki Jalan Masuk Surga
Bagaimana Agar Menjadi Orang Sabar?

Berikut 3 tips agar kita bisa menjadi orang sabar, yaitu sebagai berikut:

#1. Pastikan bahwa kehendak Alloh atas diri kita pasti yang terbaik

Apapun yang terjadi pada diri adalah kehendak Alloh dan pasti yang terbaik. Kita harus husnudzon / berbaik sangka kepada Alloh. Bisa jadi sesuatu yang kita benci, baik di sisi Alloh. Sebaliknya sesuatu yang kita anggap baik, bisa jadi di sisi Alloh dinilai buruk. Perhatian firman Alloh berikut:

كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS al-Baqoroh 216)

Lebih lanjut, nabi ﷺ yang mulia melarang kita untuk berkata ‘seandainya aku lakukan demikian / law’ saat tertimpa musibah, namun harus berkata, ini takdir Alloh. Perhatikan redaksi hadits berikut:

وإنْ أَصَابَكَ شيءٌ، فلا تَقُلْ لو أَنِّي فَعَلْتُ كانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللهِ وَما شَاءَ فَعَلَ، فإنَّ لو تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian’. Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah dia kehendaki pasti terjadi’. Karena perkataan ‘law’ (seandainya) dapat membuka pintu setan. (HR Muslim)

Bahkan, nabi ﷺ yang mulia memberikan apresiasi bagi orang beriman yang menganggap baik terhadap apa yang menimpa dirinya.

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin.

Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.

Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR.Muslim, shahih).

Menjadi Orang Sabar
#2. Harus paham bahwa semua yang Alloh berikan yang tidak sesuai keinginan adalah pembersih dosa. Menjadikan kita lebih dekat dengan Alloh.

Kita mesti yakin bahwa semua yang Alloh berikan yang tidak sesuai harapan adalah pembersih dosa. Kejadian apapun yang menimpa, tidak membuat putus asa dan marah-marah bahkan mesti berterima kasih atas cobaan yang Alloh berikan.

Barangsiapa yang ridha dengan ketetapan Allah, maka Allah akan ridha kepadanya. Namun barangsiapa yang tidak ridha, maka Allah-pun tidak akan ridha kepadanya.

 (إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ)

“Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya apabila Allah mencintai sebuah kaum niscaya Allah akan memberikan cobaan kepada mereka.

Maka barangsiapa yang ridha (dengan ketetapan Allah –pent), maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang tidak, maka Allahpun tidak akan ridha kepadanya.” (HR. At-Turmudzi dan Ibnu Majah)

Kita mesti memahami, bahwa cobaan yang menimpa adalah bentuk cintanya Alloh. Dengan cobaan, Dia merangkul dan mendekap dengan cinta-Nya.

وَإِذَآ أَنْعَمْنَا عَلَى ٱلْإِنسَٰنِ أَعْرَضَ وَنَـَٔا بِجَانِبِهِۦ وَإِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ فَذُو دُعَآءٍ عَرِيضٍ

Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa.(QS Fussilat 51)

Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata,

Musibah yang membuat engkau dekat dengan Alloh jauh lebih baik dibanding nikmat yang membuat lari dari Alloh.

Andaikan tidak ada cobaan dan musibah di dunia ini, niscaya manusia akan tertimpa penyakit sombong, bangga dan keras hati.

Lebih lanjut, semua musibah yang menimpa seseorang semua atas izin Alloh. Bagi orang yang beriman maka Alloh akan memberikan petunjuk kepada hatinya.

Lihat juga  10 Prinsip Meraih Kedamaian Antar Manusia

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS at-Taghabun 11)

#3. Kita harus tahu ternyata pahala sabar itu tidak ada batasnya

Sebagian besar ibadah yang diperintahan ada tabel pahalanya. Misalnya sholat di mesjid haram (100.000 pahala), sholat di mesjid nabawi (1000 pahala), membaca al-Quran (1 huruf =10 kebaikan), sedekah akan dibalas setara dengan 700 kelipatan. Namun pahala sabar tidak ada batasannya.

Perhatikan firman Alloh berikut:

قُلْ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS az-Zumar 10)

Rosul ﷺ yang mulia bersabda :

وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ مِنْ عَطَاءٍ خَيْرٌ وَأَوْسَعُ مِنْ الصَّبْرِ

“Dan tidakklah seseorang diberi sesuatu (oleh Allah –pent) yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Bahkan dalam sebuah riwayat diterangkan, seorang wanita sakit yang datang kepada rosul ﷺ memilih sabar terlebih dulu sebelum didoakan atas kesembuhan penyakitnya, karena pahala surga yang akan diraihnya.

عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ قَالَ: قَالَ لِي ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَلَا أُرِيكَ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ قُلْتُ: بَلَى، قَالَ: هَذِهِ الْمَرْأَةُ السَّوْدَاءُ أَتَتْ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: إِنِّي أُصْرَعُ وَإِنِّي أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ لِي قَالَ: إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ وَلَكِ الْجَنَّةُ وَإِنْ شِئْتِ دَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُعَافِيَكِ قَالَتْ: أَصْبِرُ قَالَتْ: فَإِنِّي أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ أَنْ لَا أَتَكَشَّفَ فَدَعَا لَهَا

Diriwayatkan dari ‘Atha’ ibn Abi Rabah -rahimahullah- berkata:

“Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ’anhuma bertanya kepadaku: ‘Maukah aku perlihatkan kepadamu salah satu wanita penghuni Surga?’ Aku menjawab: ‘Tentu.’ Beliau berkata: ‘Inilah seorang wanita kulit hitam yang suatu hari datang kepada Nabi ﷺ lalu berkata: ‘Sesungguhnya aku terkena penyakit ayan dan auratku terbuka (saat kambuh –pent), maka sudilah kiranya engkau berdoa untukku kepada Allah (agar Allah memberikan kesembuhan kepadaku –pent)’

Beliau bersabda: ‘Jika kamu mau kamu sabar maka kamu akan mendapatkan Surga. Dan jika kamu mau aku akan berdoa kepada Allah agar Allah memberikan kesembuhan kepadamu.’ Wanita itu menjawab: ‘Aku akan bersabar.’

Lalu dia berkata lagi: ‘Akan tetapi auratku tersingkap (ketika kambuh –pent), maka sudilah kiranya engkau berdoa untukku kepada Allah agar auratku tidak tersingkap (saat kambuh –pent).’ Lalu Nabi ﷺ berdoa untuk wanita tadi agar tidak tersingkap.”  (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Lebih lanjut Alloh dalam firman-Nya mengatakan sabar adalah hal yang diutamakan.

وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ

Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. (QS asy-Syura 43)

Demikian penjelasan singkat mengenai sabar. Untuk menggapai keselamatan hidup, ‘Jubah’ sabar jangan pernah lepas dari diri kita…

—-+++—-

Dikutip dari pengajian ba’da Shubuh, 9 Maret 2025, Mesjid Nur Romadhan Pulo Asem Utara Jakarta Timur,  Penceramah Ust. DR Wahid Rahman MA.

Ust. DR Wahid Rahman MA
  • Nasehat Islam

    Kumpulan catatan pengajian yang diikuti penulis. Semoga memberi manfaat bagi yang membaca, penulis dan para guru/ustadz yang menyampaikan ilmunya. Berharap masukan jika ada yang perlu diperbaiki. ++Admal Syayid++

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *