Jangan Tergesa-gesa Kecuali Dalam 5 Perkara

By Nasehat Islam Last Updated On 28 May 2024 0 Comments 230
Bersegera memberi hidangan kepada tamu
Bersegera memberi hidangan kepada tamu

Islam menganjurkan agar kita tidak tergesa-gesa dalam membuat keputusan dan tindakan. Namun di sisi lain, ada beberapa perkara yang justru kita harus bersegera (tidak menunda-nunda) mengerjakannya. Mari kita pelajari hadits nabi Muhammad ﷺ yang terkait dengan masalah ini.

Perkara Yang Tidak Boleh Tergesa-gesa

Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

الْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

Tergesa-gesa itu adalah sesuatu yang bersumber dari setan” (HR Tirmidzi)

Para ulama mengatakan, kita jangan tergesa-gesa untuk perkara yang memerlukan kecermatan, ketelitian dan pemikiran yang mendalam. Karena jika salah atau keliru memutuskan dan melakukannya maka akan timbul permasalahan baru dan penyesalan di kemudian hari.

Contohnya saat memilih pasangan hidup, dianjurkan untuk mempertimbangkan dengan teliti. Karena calon suami/istri akan menjadi figur bapak/ibu dari anak kelak. Juga saat memilih sekolah anak, diperlukan pertimbangan mendalam agar anak bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik dan mendukung nilai keislaman.

Umar bin Khattab, dengan sifat kehati-hatiannya, saat mendengar ada seseorang yang dihukum karena mencuri, ia meminta hakim mendalami kembali apa yang membuat orang itu mencuri. Setelah diselidiki, diketahui bahwa orang itu terpaksa mencuri karena menyelamatkan nyawa diri dan keluarga. Akhirnya Umar bin Khattab pun ‘menyalahkan’ tetangga-tetangganya yang tidak peduli kepada orang itu.

5 Perkara yang harus Bersegera Melakukannya

Di samping perkara-perkara yang membutuhkan ketelian (tidak tergesa-gesa) seperti diterangkan diatas, ternyata ada 5 perkara yang justru kita harus bersegera (tergesa-gesa) melakukannya.

اَلْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلَّافِى خَمْسَةِ مَوَاضِعَ فَإِنَّهَا مِنْ سُنَنِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِطْعَامُ الضَّيْفِ إِذَانَزَلَ وَتَجْهِيْزُ الْمَيِّتِ اِذَامَاتَ وَتَزْوِيْجُ الْبِنْتِ اِذَابَلَغَتْ وَقَضَاءُ الدَّيْنِ اِذَا وَجَبَ وَالتَّوْبَةُ مِنَ الذَّنْبِ اِذَا فَرَطَ .

“Tergesa-gesa itu berasal dari syaitan, kecuali pada lima tempat karena sesungguhnya tergesa-gesa dalam hal itu merupakan sunnah Rasulullah ﷺ. “Kelima hal tersebut adalah menyegerakan dalam memberi makan kepada tamu jika ia menginap, mengurus jenazah orang yang sudah meninggal, mengawinkan anak perempuan jika sudah usia baligh, menyegerakan untuk membayar utang jika sudah jatuh tempo pembayarann, serta tergesa-gesa dalam bertaubat dari dosa jika terlanjur”.

Kelima perkara itu adalah sebagai berikut:

1. Bertaubat Dari Dosa

Saat melakukan dosa dan maksiat, kita dianjurkan bersegera bertaubat. Memohon ampunan dari Alloh SWT. Jangan mengedepankan hawa nafsu. Karena ia akan membawa penyesalan di kehidupan kelak.

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS Ali-Imran 133)

Kita tidak tahu kapan, dimana dan bagaimana proses meninggal. Adakalanya kematian terjadi secara mendadak. Beruntung bagi yang beriman dan sholeh, kematian mendadak adalah istirahat dari perjuangan hidup. Namun, bagi yang durhaka, kematian mendadak akan menjadi sebuah penyesalan.

Lihat juga  Meneladani Keluhuran Akhlaq Rosululloh

موت الفجأة راحة للمؤمن وأخذة أسف للكافر

Kematian mendadak adalah istirahat bagi mukmin dan penyesalan bagi orang kafir.” (HR. Ahmad).

2. Mengurus jenazah orang yang sudah meninggal

Saat ada keluarga atau kerabat meninggal dunia, kita dianjurkan bersegera mengurusnya. Dari mulai memandikan, mengkafani, mensholatkan dan menguburkan. Kenapa hal ini dilakukan? Selain untuk menghindari perubahan fisiologis dari jenazah, juga karena jika ia seorang yang sholah akan menolong dia segera mendapatkan kebaikan dari Alloh.

(( اَسْرِعُوْا بِالْجَنَازَةِ، فَإِنْ تَكُ صَالِحَةً فَخَيْرٌ تُقَدِّمُوْنَهَا اِلَيْهِ ، فَإِنْ تَكُ سِوَى ذٰلِكَ فَشَرٌّ تَضَعُوْنَهُ عَنْ رِقَابِكُمْ ))

Percepatlah oleh kalian mengantarkan jenazah (ke kuburan). Jika jenazah itu saleh (baik), maka hal demikian merupakan kebaikan yang kalian segerakan untuknya. Tapi jika tidak saleh, maka hal demikian merupakan keburukan yang kalian turunkan bebannya dari pundak-pundak kalian.”(H.R. al-Bukhary dan Muslim).

3. Membayar utang jika sudah jatuh tempo pembayarannya

Tidak dianjurkan menunda-nunda membayar utang, apalagi kita sudah mampu membayarnya. Orang yang telah menolong kita dengan memberikan hutang, bisa jadi sedang membutuhkan piutang itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Nabi ﷺ mengatakan, orang yang menunda hutang padahal ia sudah mampu membayarnya adalah sebuah kedzaliman. 

مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ 

Menunda-nunda membayar utang bagi orang yang mampu (membayar) adalah kezaliman,” (HR Bukhari).

Begitu pentingnya perkara utang-piutang ini, saat transanksi kita dianjurkan mencatatnya. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat al-Quran yang paling panjang yakni QS al-Baqoroh 282.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيْنٍ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَٱكْتُبُوهُ ۚ

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya…” (QS al-Baqoroh 282)

Jika hutang tidak dibayar sampai yang berutang mati, maka kelak ia akan menjadi orang bangkrut (muflis). Seluruh pahala sholat, puasa, sedekah, dll akan habis diberikan Alloh kepada orang di dunia yang hutangnya belum dibayar.

فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ  (رواه مسلم)

Lihat juga  Menapaki Jalan Masuk Surga

“Orang yang menderita bangkrut berat dari umatku adalah orang yang dibangkitkan di hari kemudian dengan membanggakan amal ibadahnya yang banyak, ia datang dengan membawa pahala shalatnya yang begitu besar, pahala puasa, pahala zakat, sedekah, amal dan sebagainya. Tetapi kemudian datang pula menyertai orang itu, orang yang dulu pernah dicaci maki, pernah dituduh berbuat jahat, orang yang hartanya pernah dimakan olehnya, orang yang pernah ditumpahkan darahnya. Semua mereka yang dianiaya orang tersebut, dibagikan amal-amal kebaikannya, sehingga amal kebaikannya habis. Setelah amal kebaikannya habis, maka diambillah dosa dan kesalahan dari orang-orang yang pernah dianiaya, kemudian dilemparkan kepadanya kemudian dicamppakkannya orang itu  ke dalam neraka”. (HR. Muslim).

4. Memberi makan kepada tamu jika ia menginap

Saat ada tamu yang datang ke rumah, dianjurkan bersegera memberinya makanan dan minuman yang mampu diberikan. Nabi ﷺ bersabda, siapa orang mengaku beriman kepada Alloh dan hari akhirat, hendaklah ia memuliakan tamunya. Maka, hargailah tamu, jangan menyia-nyiakan. Mungkin ia datang karena ada kepentingan atau sekedar ingin bicara dan bertukar pikiran.

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

“Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya.” (HR Bukhori Muslim)

5. Menikahkan anak perempuan jika sudah usia baligh

Ada banyak kriteria dalam menentukan pasangan hidup dalam ajaran Islam. Faktor yang menjadi kriteria utama adalah agama, keturunan, kecantikan/ketampanan, harta dan pekerjaan. Jika seseorang memiliki anak perempuan yang sudah baligh dan didatangi laki-laki (dilamar) yang telah memenuhi kriteria di atas, maka hendaklah menyegerakan menikahkannya. Jangan menunda-nunda.

Jangan jadikan material sebagai faktor utama pemilihan pasangan (materialistis). Jika pernikahan tidak dilandasi agama, akhlak dan etika maka akan menjadi benih kerusakan tatanan kehidupan masyarakat.

Demikian penjelasan terkait anjuran agar kita tidak tergesa-gesa sekaligus bersegera dalam melakukan 5 perkara. 

****

Semoga kita diberikan kesehatan lahir dan batin, serta keluasan dan keberkahan rizki. Sisa usia kita dapat dioptimalkan untuk beribadah dan melakukan kebaikan.

Sehingga kapan dimana dan sedang apa pun kita, saat datangnya kematian, kita meninggal dalam keadaan iman, amal sholeh dan husnul khotimah.

Bagi yang memiliki masalah hidup, semoga diberikan jalan keluar dan solusi yang terbaik.

Al-Fatihah..Amin ya robbal alamin.

+++++++

Pengajian ba’da Shubuh, 26 Mei 2024, Mesjid al-Hurriyah Pulo Asem Jakarta Timur, Penceramah KH Faisal M Ali Nurdin Lc MA.

  • Nasehat Islam

    Kumpulan catatan pengajian yang diikuti penulis. Semoga memberi manfaat bagi yang membaca, penulis dan para guru/ustadz yang menyampaikan ilmunya. Berharap masukan jika ada yang perlu diperbaiki. ++Admal Syayid++

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *