Sudah menjadi keharusan untuk memiliki visi dalam menjalani hidup, terlebih sebagai seorang mukmin. Visi hidup seorang mukmin merupakan harapan / mimpi / keinginan yang ingin diraih dalam hidupnya.

Kalau seseorang memiliki visi, maka setiap aktivitasnya akan diorientasikan untuk mencapai visi tersebut. Sehingga ia akan mudah, terarah dan lebih baik dalam mengatur potensi waktu dan dirinya. Sebaliknya orang yang tidak memiliki visi, ia akan terombang-ambing seperti halnya layang-layang yang putus.

Visi hidup seorang mukmin tersirat dalam doa keseharian yang selalu diucapkan yaitu,

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”

Jadi, seyogyanya produktivitas seorang mukmin harus dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan non muslim, karena ia memiliki dua target, yakni dunia dan akhirat.

Untuk mencapai visi akhirat, Nabi muhammad ﷺ memberikan solusi agar mudah mendapatkannya yakni,

“Jaminlah enam perkara dari kalian untukku niscaya aku jamin bagi kalian surga : Jujurlah apabila kalian berbicara, tepatilah (janji) apabila kalian berjanji, tunaikanlah (amanat) apabila kalian diberi amanat, jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan kalian dan jagalah tangan-tangan kalian.” (HR Ahmad & Ibnu Hibban).

Amalan Menggapai Visi Seorang Mukmin

Berdasarkan hadits di atas, ada 6 amalan visi hidup seorang mukmin, yakni sebagai berikut:

• Jujurlah ketika berbicara. Hendaklah apa yang diucapkan selaras dengan hati dan tindakannya.
• Tepat Janji. Janji yang paling hakiki seorang muslim ialah berharap, menyembah, dan berlindung kepada Alloh swt.
• Tunaikanlah dengan baik ketika diberi amanah. Amanah bisa mencakup addin, harta, jabatan, dan anak. Dalam hal amanah anak, menjadi kewajiban orang tua untuk menjaga fitrah anak dengan cara memperkenalkan Alloh dengan sebenarnya. Siapa itu Alloh, sifat dan nama Alloh, sehingga timbul kecintaan kepada Alloh dan melakukan ibadah dengan penuh keikhlasan (pengabdian). Selanjutnya memperkenalkan rosulnya, Sehingga menjadikan nabi ﷺ sebagai idolanya. Memperkenalkan Islam sebagai sebuah konsep universal dan mutlak kebenarannya, sehingga ia  berdakwah untuk islam.
• Menjaga kehormatan / kemaluan dan perzinahan
• Menundukkan pandangan terhadap apa-apa yang diharamkan
• Tahanlah tangan dari perbuatan yang diharamkan, misalnya pembunuhan, korupsi, dll.

Keterangan di atas selaras juga dengan isi yang tercantum dalam QS al-Mukminun 1-11:

قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ

ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَٰشِعُونَ

وَٱلَّذِينَ هُمْ عَنِ ٱللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

وَٱلَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَوٰةِ فَٰعِلُونَ

وَٱلَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَٰفِظُونَ

إِلَّا عَلَىٰٓ أَزْوَٰجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ

فَمَنِ ٱبْتَغَىٰ وَرَآءَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْعَادُونَ

وَٱلَّذِينَ هُمْ لِأَمَٰنَٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَٰعُونَ

وَٱلَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَٰتِهِمْ يُحَافِظُونَ

أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْوَٰرِثُونَ

ٱلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.”

++++++