10 Sifat Orang Mukmin Sukses

By Nasehat Islam Last Updated On 15 October 2023 0 Comments 176
mukmin sukses
mukmin sukses

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

Kesuksesan yang hakikat tidak ada hubungannya dengan tingkatan rizki seseorang di dunia, seorang yang sukses bisa saja di dunianya fakir namun bisa juga konglomerat. Para nabi yang diutus Alloh yang sudah dijamin sukses oleh Alloh memiliki tingkatan rizki yang berbeda-beda.

Nabi Zakaria adalah seorang tukang kayu, nabi Ayyub adalah seorang yang sakit, nabi Sulaiman adalah seorang raja dengan singgasana agung, dan nabi Muhammad ﷺ tidak mewariskan material sedikitpun ke anak-anaknya.

Ada 10 sifat yang harus dimiliki agar kita menjadi seorang mukmin sukses secara hakikat, yaitu sebagai berikut:

Satu, Memiliki Saliimun Aqidah (Aqidah yang selamat, sehat dan tidak berpenyakit)

Seorang mukmin sukses haruslah memiliki tauhid yang bersih dari debu syirik, sebagaimana tertera dalam QS Al-An’am 82,

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَمْ يَلْبِسُوٓا۟ إِيمَٰنَهُم بِظُلْمٍ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”

Hidupnya murni dibawah naungan Lailahaillah, tidak memposisikan harta, jabatan dan material lain sebagai illah. Saat seseorang tidak memposisikan uang sebagai illah, maka proses mencari dan membelanjakannya akan sesuai dengan ridha Alloh.

Begitupun saat jabatan bukan sebagai ilah, maka akan terhindar dari sifat firaun, yang sombong dengan kekuasaannya dan menganggap diri sebagai tuhan. Yang kita tuhankan hanyalah Alloh. Di atas prinsipnyalah kita hidup, mati, dan dikembalikan kembali. Seandainya sikap ini sudah dimiliki maka ia akan menggerakkan spirit untuk melakukan ibadah yang berkualitas dan kita akan menikmati lezatnya iman dan ibadah.

Lihat juga  Menghormati Mesjid: Adab dan Etika

Dua, Shohehul Ibadah (Ibadah yang Benar)

Seorang mukmin sukses haruslah melaksanakan ibadah yang shoheh atau benar, tidak tercampur dengan bid’ah. Syarat, rukun dan sikap saat beribadah dilakukan dengan benar sesuai tuntunan al-Qur’an dan Hadits. Misalkan dalam ibadah sholat, janganlah hanya sebatas formalitas fisik belaka tanpa ada keterkaitan dengan hati. Nabi ﷺ pernah mengatakan,

يأَتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يُصَلّوْنَ وَلاَ يُصَلُّوْنَ (رواه أحمد)

Akan datang suatu masa menimpa manusia, banyak yang melakukan shalat, padahal sebenarnya mereka tidak shalat”. (H.R. Ahmad)

Islam sebagai addin menganut sistem ibadah yang integral yang harus dilakukan oleh pengikutnya, meliputi ibadah yang hubungannya kepada Alloh dan yang ke manusia.

Tiga, Akhlaqul Karimah (Akhlaq yang Mulia)

Mulianya akhlaq kita haruslah seperti akhlaq rosul yang agung. Akhlaq yang baik adalah keseluruhan sikap dan perbuatan yang berkesusaian dengan kemauan sang pencipta. Saat seorang sahabat bertanya ke Aisyah tentang akhlaq rosul ﷺ, Aisyah menjawab bahwa akhlaq rosul ﷺ itu adalah al-Qur’an.

Empat, Fisik yang Kuat

Hak-hak jasad haruslah kita perhatikan, karena dengan badan yang sehat dan kuat kita akan merasakan kenikmatan beribadah dibandingkan kondisi sakit.

Lima, Wawasan yang Luas

Biasakanlah membaca al-quran dan hadits dan mengkaji maknanya agar menambah wawasan dan pengetahuan keislaman. Para shahabat selalu bertanya kepada rosul agar mendapatkan bimbingan ilmu islam. Bersyukurlah, seandainya kita memiliki pemahaman yang baik tentang islam, karena itu pertanda Alloh sayang kepada kita.

Enam, Kemampuan untuk mencukupi dirinya sendiri (produktif)

Mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga.

Tujuh, Serius untuk Meningkatkan Dirinya

Bersungguh-sungguh beribadah dan menta’ati Alloh dan rosulnya. Tanpa keseriusan tidaklah mungkin mendapatkan kesempurnaan dalam berislam. Islam hanya bisa dipikul oleh orang yang memiliki sifat serius.

Delapan, Memelihara Waktunya

Waktu yang dimiliki haruslah digunakan seefektif mungkin tidak hilang begitu saja. Waktu merupakan bagian dari kehidupan yang tidak bisa balik lagi. Waktu seorang mukmin haruslah banyak diisi dengan dzikrullah yang integral, meliputi hati, lisan, dan perbuatan.

Lihat juga  Ulama Sebagai Pewaris Nabi

Sembilan, Tertata Hidupnya

Rapi dan tertib dalam mengelola waktu dan aktivitas

Sepuluh, Bermanfaat bagi Orang Lain

Keberadaannya dimanapun dan kapanpun ia berada mampu memberikan manfaat kepada orang dan lingkungan sekitarnya. Misalnya sharing ilmu pengetahuan, mengajak teman atau tetangga ke mesjid, dan lain sebagainya.

++++++

Dikutip dari Pengajian di Mesjid Darussalam Kota Wisata, 2 Agustus 2009, Narasumber Ust. M. Tizar Zein

  • Nasehat Islam

    Kumpulan catatan pengajian yang diikuti penulis. Semoga memberi manfaat bagi yang membaca, penulis dan para guru/ustadz yang menyampaikan ilmunya. Berharap masukan jika ada yang perlu diperbaiki. ++Admal Syayid++

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *