Berkata Baik Agar Hidup Mulia

By Nasehat Islam Last Updated On 24 December 2024 0 Comments 279
Kehidupan Harmonis dengan Berkata Baik
Kehidupan Harmonis dengan Berkata Baik

Sesungguhnya ajaran islam membawa kasih sayang (rahmat) kepada seluruh makhluk yang ada di muka bumi. Meliputi manusia, hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya. Salah satu bentuk kasih sayang itu adalah ‘berkata baik’ yang keluar dari lisan seorang muslim.

Perintah agar setiap muslim berkata baik, bisa kita perhatikan dalam beberapa ayat al-Quran sebagai berikut:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, (QS al Ahzab 70)

وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًا

serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia (QS al-Baqarah 83)

Lebih lanjut, Alloh menjelaskan bahwa orang yang mengucapkan kalimat baik (berkata baik) adalah mereka yang memenuhi kriteria sebagai penghuni surga yang di dalamnya penuh kenikmatan. Luasnya seluas langit dan bumi serta ada sungai yang mengalir di bawahnya.

إِنَّ ٱللَّهَ يُدْخِلُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا ۖ وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ

Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera. (QS al-Hajj 23)

وَهُدُوٓا۟ إِلَى ٱلطَّيِّبِ مِنَ ٱلْقَوْلِ وَهُدُوٓا۟ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلْحَمِيدِ

Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki (pula) kepada jalan (Allah) yang terpuji. (QS al-Hajj 24)

Ayat-ayat di atas adalah perintah agar kita senantiasa menjaga lisan sehingga yang keluar adalah kalimat baik dan di-ridhoi-Nya.

Rosul yang mulia juga menasehati, agar kita senantiasa berkata baik, dan jikalau tidak bisa maka lebih baik diam saja.

(مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَو لِيَصْمُتْ

Barangsiapa yang beriman kepada Allah swt dan hari akhir maka hendaknya dia berbicara yang baik atau (kalau tidak bisa hendaknya) dia diam

Hidup Mulia atau Hina

Dengan lisan kita bisa meraih derajat mulia di sisi-Nya, namun dengan lisan pula kita bisa menjadi hamba yang terhina.

Lihat juga  Cerita Tentang Kesabaran Ummu Sulaim

Rosul yang mulia mengajarkan bahwa salah satu amalan ringan yang mendapat timbangan tinggi adalah dzikir (berkata baik) mengucapkan subhanalloh. Namun nabi juga mengatakan bahwa seseorang bisa jatuh ke dalam neraka yang jauhnya dari timur ke barat (hina). Karena saat berbicara tidak memikirkan dampak negatif dari ucapannya.

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ

إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari & Muslim)

الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيْهَا يَهْوِى بِهَا فِي النَّارِأَبْعَدَمَا بَيْنَ الْمَسْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat” (HR Bukhari Muslim)

Berhati-Hatilah Berucap

Maka dengan itu, berhati-hatilah saat berucap. Seorang muslim hendaknya berpikir sebelum berbicara. Jika melihat ada kebaikan (maslahat), maka hendaklah ia bicara. Namun jika tidak ada kebaikan, maka hendaklah ia diam saja.

Sungguh nabi sangat menyayangi umatnya, agar tidak ada yang menginjakkan kakinya ke neraka. Dengannya, nabi mewasiatkan agar bersedekah walau dengan sepotong kurma. Dan kalaupun tidak mampu, maka cukuplah berkata baik sebagai solusinya.

اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

Jauhilah neraka walaupun dengan bersedekah sebelah butir kurma, maka siapa saja yang tidak mendapatkannya, maka hendaklah (bersedekah) dengan kata-kata yang baik’.” (HR Bukhari dan Muslim).

Lebih lanjut nabi bersabda bahwa berkata baik adalah sedekah.

الْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ

Berkata yang baik adalah sedekah. (HR Bukhari)

Untuk itu, janganlah dari mulut kita mengeluarkan kalimat menghardik, mencaci, jorok, berkata keji, merendahkan, mengadu-domba, menghina, mengumpat, membenci, menyesatkan dan kotor. Karena hal itu bukan termasuk orang yang sempurna imannya.

Lihat juga  Visi Hidup Seorang Mukmin

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الفَاحِشِ وَلَا البَذِيْءِ

Seorang Mukmin yang sempurna imannya bukanlah seorang yang suka mencaci, pelaknat, bukan pula orang yang berkata keji dan kotor” [HR Ahmad]

Mari jaga lisan kita. Usahakan semua yang keluar adalah perkataan baik dan memberi manfaat bagi lingkungan sekitar. Berpikirlah sebelum berbicara, gunakan kata-kata konstruktif, hormati pendapat orang lain, bicara dengan sopan dan santun, dan hindari perkataan yang dapat menyinggung perasaan orang lain. 

Semoga kita memiliki kekuatan untuk mengamalkannya, sehingga kita menjadi seorang hamba yang mulia. Amiin…

—-++++++——

Dikutip dari khutbah Jumat, 20 Desember 2024, Mushola Al-Hidayah, Kantor Karantina Pertanian, Jakarta Timur

  • Nasehat Islam

    Kumpulan catatan pengajian yang diikuti penulis. Semoga memberi manfaat bagi yang membaca, penulis dan para guru/ustadz yang menyampaikan ilmunya. Berharap masukan jika ada yang perlu diperbaiki. ++Admal Syayid++

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *