Islam Menolak Segala Kedzaliman

By Nasehat Islam Last Updated On 25 January 2024 0 Comments 119
Mesjidil Aqso, Mesjid Suci Umat Islam
Mesjidil Aqso, Mesjid Suci Umat Islam

Mari menghayati pelajaran terkait kedzaliman yang terkandung dalam Hadits Qudsi sebagai berikut:

يَا عِبَادِى إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا

Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kedzaliman ke atas Diri-Ku, dan Aku telah menjadikan kedzaliman itu diharamkan antara kamu, maka janganlah kamu saling mendzalimi.” [Hadis riwayat Imam Muslim].

Pelajaran dari hadist diatas sangat penting untuk dihayati. Ia berkaitan bagaimana Islam menolak segala bentuk kedzaliman. Karena Allah (s.w.t.) itu Maha Adil, Dia menolak segala jenis kedzaliman. Bahkan untuk diri-Nya. Tuhan senantiasa berlaku adil kepada seluruh ciptaan-Nya.

Kedzaliman bertentangan dengan prinsip utama syari’ah, yaitu prinsip keadilan. Maka segala jenis kedzaliman serta keganasan yang berlaku terhadap manusia, terlebih terhadap nyawa manusia, ditolak sama sekali oleh Islam.

Perhatikan firman Allah (s.w.t.) berkaitan nilai nyawa manusia di sisi Tuhan:

مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ أَنَّهُۥ مَن قَتَلَ نَفْسًۢا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِى ٱلْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحْيَا ٱلنَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَآءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِٱلْبَيِّنَٰتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِّنْهُم بَعْدَ ذَٰلِكَ فِى ٱلْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ

Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi” Al-Maidah 32

Keganasan dan kedzaliman merupakan suatu perkara yang sangat buruk, serta tidak dapat diterima manusia yang dikaruniai Tuhan rasa adil. Ia merupakan sifat fitrah yang Allah (s.w.t.) ciptakan dalam diri manusia. Manusia yang mengambil sikap berdasarkan sifat fitrah ini akan mencintai dan mengutamakan kedamaian serta membenci kedzaliman.

Namun demikian, saat ini kita menyaksikan dunia sedang bergejolak dengan peperangan, konflik, serta kebencian sesama umat manusia. Hilang perasaan hormat menghormati antar agama dan budaya. Kita merasa sedih dan pilu saat menyaksikan nyawa melayang dari golongan lemah (orang tua, wanita, bayi, dan anak-anak kecil) serta hancurnya rumah, sekolah, serta rumah sakit. Memusnahkan harapan dan masa depan.

Lihat juga  Cerita Tentang Kesabaran Ummu Sulaim

Rasulullah s.a.w. mengajarkan bahwa dalam setiap keadaan, termasuk dalam peperangan, wanita, anak-anak, orang lemah, sampai pohon dan tumbuhan bahkan tempat peribadatan agama lain sekalipun, tidak boleh dianiaya atau dirusak. Kita bermohon kepada Allah (s.w.t.) agar terjauh dari sikap mereka yang berlaku dzalim, melanggar batasan nilai universal yang menjadi salah satu pokok ajaran Islam

Sesungguhnya agama ini tidak melarang umatnya untuk memperlihatkan kesedihan dan menyuarakan keprihatinan. Bahkan Nabi (s.a.w.) sendiri bersedih ketika kematian anaknya, Ibrahim.

Maka bagaimanakah seharusnya orang beriman menghadapi situasi yang memilukan dan amat tidak disenangi? Yang diperintahkan agama adalah memastikan segala reaksi dan perasaan itu, dipandunya ke arah yang selaras dengan panduan agama. Yaitu memilih mengarahkannya ke arah yang positif.

Begitulah ajaran dan sikap Rasulullah (s.a.w.) pada semua keadaan. Sama saat baginda berada dalam keadaan susah dan tertindas, maupun ketika senang dan berkuasa. Baginda tidak pernah memilih jalan kebencian, kedzaliman atau keganasan. Sebaliknya, baginda menyuruh kita agar beristiqamah di atas landasan rahmah, keihsanan, dan kebaikan.

Angka korban dan mangsa konflik yang berlaku di seluruh dunia, membuktikan bagaimana tanpa sikap keadilan dan keinsafan, mereka yang tidak berdosa dan bersalah akan merasakan penderitaan dan aniaya.

Baginda nabi mengajarkan, pentingnya memperhatikan keadilan dalam segenap aspek kehidupan. Terlebih saat marah dan berhadapan dengan situasi konflik. Perasaan marah tidak boleh menjadi alasan seseorang kehilangan pertimbangan, serta pemikiran rasionalnya, ataupun berlaku dzalim.

Karena itu, Nabi (s.a.w.) pernah berpesan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Thabrani, yang bermaksud:

Tiga perkara yang menyelamatkan: (Yang pertama) Berlaku adil ketika marah maupun dalam keadaan tenang. (Yang kedua) Sederhana ketika miskin maupun kaya. (Yang ketiga) merasa takut kepada Allah ketika bersendirian maupun bersama orang ramai.”

Marilah kita sama-sama mengambil kesempatan pada hari dan tempat yang mulia ini. Untuk menadahkan tangan berdoa kepada Allah (s.w.t.). Kita kembali berharap kepada-Nya. Tumpukan segala hati kita kepada-Nya, agar Allah (s.w.t.) mengkaruniakan kedamaian, mengembalikan keselamatan serta mengkaruniakan ketabahan dan keselamatan kepada penduduk Palestina.

Lihat juga  Adab Menasehati Orang Lain

Kembalikan Ya Allah kedamaian. Kembalikan Ya Rahman keselamatan. Berikanlah Ya Rahim jalan keluar kepada mereka

Sama-samalah kita berdoa juga, semoga Allah mengekalkan kedamaian yang kita nikmati di negara ini. Mudah-mudahan Allah membimbing, serta memelihara kita senantiasa.

Amin ya Rabbal ‘Alamin

++++++

Khutbah Jum’at 10 November 2023, Mesjid Sultan Singapura, Khatib DR Mohd Qusairy Thaha. Majlis Ugama Islam Singapura

  • Nasehat Islam

    Kumpulan catatan pengajian yang diikuti penulis. Semoga memberi manfaat bagi yang membaca, penulis dan para guru/ustadz yang menyampaikan ilmunya. Berharap masukan jika ada yang perlu diperbaiki. ++Admal Syayid++

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *