Kembali Ke Fitrah Setelah Berpuasa Romadhan

By Nasehat Islam Last Updated On 29 April 2024 0 Comments 180
Idul Fitri, Hari Kemenangan
Idul Fitri, Hari Kemenangan

Saat ini kita berada dalam suasana Idul Fitri. Tentu dengan perasaan suka dan duka. Suka karena telah melaksanakan kewajiban rukun Islam puasa romadhan. Sementara duka karena telah ditinggalkan oleh bulan yang penuh berkah dan ampunan. Mudah-mudahan semua amal ibadah kita di bulan romadhan diterima Alloh SWT dan diampuni segala dosa. Sehingga, kita termasuk golongan yang kembali fitrah dan menuai kemenangan.

Sesuai dengan ucapan yang selalu kita terima, minal aidzin wal faidzin.

Hal ini selaras dengan isi hadits nabi Muhammad ﷺ, bahwa orang yang benar-benar berpuasa romadhan akan seperti bayi yang baru dilahirkan.

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فَرَضَ صِيَامَ رَمَضَانَ وَسَنَنْتُ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِحْتِسَابًا خَرَجَ مِنَ الذُّنُوْبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

“Sesungguhnya Allah yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunnahkan shalat malam harinya. Barangsiapa puasa Ramadhan dan shalat malam dengan mengharap ridha Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang dilahirkan ibunya,” (HR. Ahmad)

Ucapan bagi orang yang kembali suci (fitrah) setelah ditempa bulan Romadhan, sama dengan ucapan selamat kepada nabi Yahya as ketika dilahirkan. Sebagaimana tertera dalam QS Maryam 15.

وَسَلَٰمٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا

“Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali”

Ucapan di atas sangatlah istimewa, karena diucapkan langsung oleh Alloh SWT kepada nabi Yahya as. Begitu pula redaksinya mencakup jaminan keselamatan hidup yang sempurna dunia dan akhirat. Meliputi fase kelahiran, kematian dan saat dibangkitkan hidup kembali.

Jika melihat ayat sebelumnya (QS Maryam 12-14), kemuliaan yang didapat nabi Yahya as tersebut dikarenakan ia memiliki 9 sifat mulia. Sehingga layak mendapat ucapan dari Alloh yang maha kuasa.

Untuk menjaga fitrah kita dan agar mendapatkan keselamatan seperti nabi Yahya as di atas, mari kita meneladani setidaknya 3 sifat mulia sebagai pegangan kita dalam menempuh kehidupan hingga akhir hayat kelak.

Lihat juga  Muraqabah: Menghadirkan Rasa Diawasi Alloh

Ketiga sifat mulia itu adalah sebagai berikut:

1. Seorang Hamba Bertaqwa

وَكَانَ تَقِيًّا

“…Dan ia adalah seorang yang bertakwa” (QS Maryam 13)

Nabi Yahya as memiliki pribadi bertaqwa. Taqwa berarti takut, menjaga, memelihara dan hati-hati atas dosa dan adab Alloh. Jika takut kapada makhluk dilakukan dengan cara menjauh, maka takut kepada Alloh haruslah dengan cara mendekati-Nya. Yakni menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.

Menjadi pribadi taqwa tidaklah mudah. Salah satu yang dilakukan adalah dengan menjalankan ibadah puasa Romadhan. Indikasi ibadah puasa romadhan kita diterima Alloh adalah pribadi Taqwa, yakni bertambahnya ketaatan kepada Alloh selesai romadhan. Menjadi lebih rajin melaksanakan sholat, tilawah Quran, sedekah, puasa sunah, taklim, dan lain sebagainya.

2. Berbakti Kepada Orang Tua

وَبَرًّۢا بِوَٰلِدَيْهِ

“Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya…”(QS Maryam 14)

Dalam al-Quran terdapat 3 ayat yang isinya satu paket (bergandengan). Seseorang tidak akan diterima amalnya jika melakukan perkara yang satu sementara yang satunya ditinggalkan. 3 paket ayat itu adalah ketaatan kepada Alloh dan rosul, mendirikan sholat dan zakat, dan bersyukur kepada Alloh dan orang tua.

أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ

“Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya)” (QS an-Nisa 59)

وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat”

اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ

“…Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu…” (QS Luqman 14)

Bersyukur kepada Alloh dan kepada orang tua haruslah satu paket. Orang yang bersyukur kepada Alloh tapi tidak bersyukur kepada orang tua (durhaka), maka rasa syukurnya tidak akan diterima.

Oleh karenanya, nabi Muhammad ﷺ dengan tegas mengatakan:

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ

Keridhaan Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (HR Tirmidzi)

Alloh sangat berpihak kepada orang tua. Orang tua mewarisi sifat rahman dan rahim Alloh SWT (maha pengasih dan maha penyayang). Alloh dengan sifat rahman-Nya memberikan nikmat ke setiap makhluk, walaupun ia tidak beribadah kepada-Nya. Begitu juga dengan orang tua, kapasitasnya sebagai manusia memberikan cinta tanpa syarat. Sehingga anjuran berbakti kepada orang tua derajatnya haruslah ihsan.

Lihat juga  Dekati Ikhlas, Jauhi Riya

وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ

“..dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak…” (QS al-Isra 23)

Para ulama mengartikan salah satu wujud ihsan adalah memberi banyak dibandingkan dengan yang diterima. Dan kalian berbuat baik kepada orang jahat sekalipun.

3. Tidak Sombong dan Durhaka

وَلَمْ يَكُن جَبَّارًا عَصِيًّا

“…dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka” (QS Maryam 14)

Sifat nabi Yahya as yang layak mendapat ucapan keselamatan karena ia tidak sombong dan durhaka. Sifat sombong biasanya lahir karena kedudukan, jabatan dan harta. Seperti halnya Firaun yang sombong karena jabatan dan Qorun yang sombong karena kekayaannya.

Sifat sombong dan durhaka jauh dari nilai taqwa. Karakteristiknya mereka akan selalu bermegah-megahan agar dipandang manusia lainnya. Sampailah terhenti sifat sombong itu saat ia masuk ke dalam kubur.

أَلْهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu

حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَ

sampai kamu masuk ke dalam kubur. (QS at-Takatsur 1-2)

Itulah 3 sifat mulia yang bisa kita jadikan renungan dan pegangan, agar kita tetap terlahir fitrah dan mendapatkan ucapan keselamatan seperti nabi Yahya as. Hidup di dunia penuh keselamatan, mati husnul khotimah, serta dibangkitkan di akhirat dalam kebahagiaan.

++++++

Pengajian Ba’da Shubuh, 27 April 2024, Mesjid Raya Puloasem, Jakarta Timur. Penceramah Ust DR Hamidulloh Mahmud Lc MA

  • Nasehat Islam

    Kumpulan catatan pengajian yang diikuti penulis. Semoga memberi manfaat bagi yang membaca, penulis dan para guru/ustadz yang menyampaikan ilmunya. Berharap masukan jika ada yang perlu diperbaiki. ++Admal Syayid++

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *