Di dalam al-Quran terdapat kisah 25 nabi dan rosul dengan berbagai macam karakteristik dan pembelajaran. Sesuai dengan makna bahasanya, nabi (pembawa berita besar) dan rosul (yang diutus), maka semua kisah nabi dan rosul dalam al-Quran mengandung berita besar yang bisa dijadikan tauladan bagi seluruh umat manusia. Salah satu kisah yang menjadi ikon dimensi kesabaran dan keridhoan adalah Nabi Ayyub As.
Al-Quran menyebutkan, nabi Ayyub As adalah salah satu dari 25 nabi dan rosul. Ia memiliki jalur keturunan dari nabi Nuh, Ibrahim, Ishak dan Yakub, sebagaimana termaktub dalam QS al-An’am 84.
وَوَهَبْنَا لَهُۥٓ إِسْحَٰقَ وَيَعْقُوبَ ۚ كُلًّا هَدَيْنَا ۚ وَنُوحًا هَدَيْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَمِن ذُرِّيَّتِهِۦ دَاوُۥدَ وَسُلَيْمَٰنَ وَأَيُّوبَ وَيُوسُفَ وَمُوسَىٰ وَهَٰرُونَ ۚ
“Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya’qub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun”
Pembelajaran yang bisa diambil dari kisah nabi Ayyub As terkait kesabaran dan keridhoan, dapat diuraikan sebagai berikut:
Diujung ayat QS al-Anám 84 Alloh SWT berfirman, وَكَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ “…Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik”. Alloh SWT menyatakan bahwa nabi Ayyub As memiliki maqom ikhsan. Yang merupakan maqom tertinggi setelah iman dan islam. Wujudnya berupa ibadah kepada Alloh seakan-akan Alloh melihatnya.
Saat nabi Ayyub As diberikan kenikmatan yang melimpah berupa keluarga sakinah, anak sholeh dan sehat, kebun yang subur, serta ternak yang melimpah, ia tidak sumbing imannya. Nikmat yang diperolehnya diiringi dengan rasa syukur, memuji dan mengagungkan Alloh SWT. Begitu juga saat dilanda ujian berupa meninggalnya anak, lenyapnya kebun dan ternak serta dideritanya penyakit kulit, ia tetap tegar menjalaninya, imannya tidak goncang sedikitpun. Nabi Ayyub sebagai orang yang ikhsan, telah lulus menghadapi dua ujian, baik ujian nikmat maupun musibah.
Saat nabi Ayyub As diuji dengan rasa sakit, ia memiliki adab yang luar biasa saat memohon pertolongan kepada Alloh Swt. Nabi Ayyub As berkeluh kesah kepada Alloh SWT dengan bahasa yang lembut dan halus, sekaligus merayu Alloh untuk meminta kesembuhan. Beliau menyeru bahwa ia tersentuh oleh sesuatu yang tidak menyenangkan (mudharat), dan meminta kesembuhan dengan menyeru, “..Engkau maha penyayang dari semua penyayang”.
Bahasanya tertera dalam QS al-Anbiya 83 :
أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
“Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.”
Adab yang ditunjukkan nabi Ayyub As ini, sungguh sangat mulia, memberikan pelajaran tata cara berdoa terutama saat menghadapi rasa sakit, kesedihan dan kedukaan.
Sifat kesabaran dan ridho nabi Ayyub As, atas semua nikmat dan ujian yang diterimanya, diberikan balasan atau respon Alloh Swt berupa jalan keluar kesembuhan dari penyakit yang diderita. Alloh SWT pun berfirman dalam QS as-Shad 42:
ٱرْكُضْ بِرِجْلِكَ ۖ هَٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَشَرَابٌ
“Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum”
Nabi Ayyub As, menghentakkan kakinya ke tanah, sehingga terpancarlah air sejuk untuk mandi dan diminum, sehingga ia pun kembali sehat wal’afiyat. Tidak hanya itu, ia selalu didampingi istri setia yaitu Siti Rahmah, dan diberikan ternak, kebun dan anak keturunan dengan jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya.
Kisah nabi Ayyub As, memberikan tauladan puncak kesabaran yang luar biasa. Sabar saat kaya, maupun sabar saat miskin. Sabar saat kaya menahan tamak untuk berbagi harta. Sabar saat miskin menahan caci maki dan sumpah serapah untuk menerima takdir Alloh. Begitu pula kesabaran saat berkuasa, mampu menahan emosi untuk tidak membalas orang lain dengan kuasa. Dan sabar saat tidak berkuasa, untuk tetap menguasai diri dan rendah hati.
Saat menghadapi kesulitan dan kesusahan, janganlah merasa diri paling sulit sehingga menyalahkan Tuhan tidak adil. Pahamilah kisah nabi Ayyub As dengan pikiran dan hati yang terbuka, agar tumbuh sifat sabar saat menerima ujian, bersyukur atas nikmat, ridho dengan ketetapan Alloh SWT dan termasuk orang-orang yang ikhlas.
++++++
Kajian Malam 21 Sep 2023, Narasumber Ust Prof. Abdul Somad Lc MA PhD
Leave a Reply