Tafsir Quran Surat al-Ikhlas

By Nasehat Islam Last Updated On 29 March 2024 0 Comments 229
Quran Surat al-Ikhlas
Quran Surat al-Ikhlas

Quran Surat al-Ikhlas

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ

1. Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa.

ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ

2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ

3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.

1. Pengantar

Surat al-Ikhlas ini tergolong ke dalam kelompok surat Makiyah, terdiri dari empat ayat- ayat pendek. Dinamakan surat al-Ikhlas karena semua ayat yang terdapat di dalam surat ini mengandung arti dan pelajaran tentang ketauhidan (ke-Esaan) Allah serta berbagai sifat mulia yang dimilikiNya, yang kesemuanya itu menunjukkan kepada ke- Maha Agungan Allah.

2. Makna Kalimat

  • Ash-Shamad, mengandung arti tempat bergantung dan berharapnya segala makhluk. Semua makhluk ini membutuhkan dan bergantung hanya kepadaNya.
  • Kufuwan, mengandung arti setara atau kesetaraan, menyamai dan menyerupai. kata Kufuwan dalam ayat ini sejalan dengan apa yang Allah firmankan dalam surat as-Syura/42:11:

فَاطِرُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا وَمِنَ ٱلْأَنْعَٰمِ أَزْوَٰجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ

(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.

3. Penjelasan Ayat

  • Surat Allah yang mulia ini Allah turunkan berkaitan dengan tuntutan dari orang-orang musyrik Makkah yang meminta kepada Nabi Muhammad ﷺ agar disebutkan nasab atau turunan Allah kepada mereka. Sahabat Nabi yang mulia, Ubai bin Kaab semoga Allah meridhainya meriwayatkan: Bahwa orang-orang musyrik Makkah berkata kepada Rasulullah ﷺ : Ya Muhammad, sebutkan turunan Tuhanmu itu kepada kami! Lalu Allah turunkan surat yang agung ini.
  • Imam al-Wahidi meriwayatkan bahwa: Bahwa Qatadah, ad-Dhahak dan Muqatil berkata: Beberapa orang Yahudi mendatangi Nabi ﷺ seraya berkata: Jelaskan kepada kami tentang Tuhanmu itu, karena Allah telah menjelaskan sifat-Nya di dalam Taurat, oleh sebab itu beritahukan kepada kami bagaimana keadaan Tuhanmu itu? Bagaimana jenisnya, apakah dari emas, tembaga atau dari perak? Apakah Dia makan dan minum? Apa yang diwarisinya di dunia ini dan siapa kelak yang akan mewarisiNya? Lalu Allah turunkan surat yang agung ini.
  • Surat al-Ikhlas ini mengandung pelajaran tentang aqidah tauhid yang sangat tinggi. Di dalam surat ini terdapat tuntunan belajar tauhid yang sangat mendasar. Sehingga ada semacam dialog yang Allah ajarkan kepada Nabi Muhammad ﷺ kepada kaumnya di kala itu. Seolah-olah Allah berfirman kepada Muhammad:
    • Ya Muhammad! Jika engkau ditanya oleh orang-orang kafir musyrik itu berapa Tuhanmu?Katakan kepada mereka: Bahwa Tuhanku Satu, Esa.
    • Jika engkau ditanya: Bagaimana fungsi Tuhanmu? Katakanlah kepada mereka: Bahwa Tuhanku adalah tempat berharap dan bergantungnya segala makhluk ini.
    • Jika engkau ditanya: Jelaskan kepada kami garis turunan Tuhanmu? Katakan kepada mereka: Bahwa Tuhanku tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan.
    • Jika engkau ditanya: Seperti apa Tuhanmu? Katakan kepada mereka: Bahwa tidak ada sesuatu apapun yang setara denganNya, oleh karena itu aku tidak bisa memberikan permisalan kepada kalian.
Lihat juga  Tips Meraih Kebaikan Hidup yang Melimpah

Surat al-Ikhlas ini mengandung banyak keagungannya, di antaranya adalah:

  • Surat al-ikhlas ini mengandung keutamaan sama dengan sepertiga (1/3) al-Quran. Sahabat Nabi, yaitu Abu Said al-Khudri semoga Alah meridhainya meriwayatkan bahwa ada seseorang mendengar seorang laki-laki membaca surat al-Ikhlas berulang kali. Setelah hari subuh/pagi orang tersebut menemui Nabi ﷺ serta menceritakan apa yang disaksikannya tadi malam itu kepada beliau, lalu Nabi ﷺ bersabda:

Demi Zat Yang Jiwaku berada di tanganNya, sesungguhnya surat al-Ikhlas itu setara dengan sepertiga al-Quran. (HR. Bukhari)

  • Dalam riwayat yang bersumber dari Abu Said al-Khudri-semoga Allah meridhainya-disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bertanya kepada para sahabatnya:

Adakah di antara kalian yang tidak kuat untuk membaca sepertiga al-Qur’an (pada setiap) malam? Yang demikian itu terasa berat bagi para sahabat, lalu mereka berkata: Siapakah di antara kami yang sanggup melakukannya wahai Rasulullah? Rasulullah ﷺ bersabda: Allah yang Esa, Yang bergantung kepadaNya segala sesuatu adalah sepertiga al-Qur’an. (HR. Bukhari)

  • Para ulama berkata:  Al-Quran itu Allah turunkan dalam tiga bagian: Sepertiga berisi tentang hukum, sepertiganya berisi janji dan ancaman, sedangkan yang sepertiganya lagi berisi nama-nama dan sifat-sifat Allah.

Abu Darda meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah membagi al-Qur’an menjadi tiga bagian, dan menjadikan قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ sebagian daripada al-Qur’an itu. (HR. Muslim)

  • Membacanya berulang-ulang mendapatkan hadiah istimewa di dalam surga, yaitu berupa istana. Sa’id bin al-Musayyab semoga Allah merahmatinya meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ :

Barangsiapa yang membaca Qulhuwallahu ahad sepuluh kali, Allah bangunkan untuknya sebuah istana di dalam surga. Barangsiapa yang membacanya dua puluh kali, maka Allah akan bangunkan untuknya dua buah istana di dalam surga. Dan barangsiapa yang membacanya tiga puluh kali, maka Allah akan bangunkan untuknya tiga buah istana di dalam surga. Lalu Umar bin al-Khattab berkata: Demi Allah ya Rasulullah, tentu saja nanti kita banyak punya istana? Rasulullah ﷺ menjawab: Sesungguhnya karunia Allah itu jauh lebih luas dari pada itu semuanya. (HR. ad-Darimi).

Hadits ini diperselisihkan derajat (kedudukan)nya oleh para ahli hadits antara dha’if dan shahehnya. Hanya saja para ulama hadits sepakat, bahwa hadits ini adalah hadits mursal. Hadits mursal adalah hadits yang disandarkan kepada para tabiin -mereka adalah orang yang mendengarkan hadits dari sahabat-kepada nabi ﷺ baik berupa perkataan, perbuatan. Taqrir maupun sifat.

  • Surat al-Ikhlas ini termasuk salah satu surat yang dapat dibaca ketika hendak tidur, dan dengannya Allah amankan dari segala gangguan yang ada pada malam tersebut. Pada suatu ketika Rasulullah ﷺ pernah berkata kepada Anas bin Malik:
Lihat juga  Wasiat Nabi: Taqwa, Taubat dan Akhlaq Baik

Apabila engkau meletakkan lambungmu ke tempat tidur (berbaring hendak tidur) lalu kamu membaca Al-Fatihah dan Qulhuwallahu Ahad, sesungguhnya engkau selamat dari segala (gangguan pada malam itu) kecuali dari kematian. (HR. A-l Bazar dari Anas bin Malik). Hadits ini dilemahkan oleh Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Namun dinyatakan hasan oleh Ibnu Hibban.

4. Sebuah Kisah

Seseorang (sahabat) dari al Anshar mengimami (shalat) mereka (para shahabat lainnya) di Masjid Quba. Setiap ia membuka bacaan (di dalam shalatnya), ia membaca sebuah surat dari surat-surat (lainnya) yang ia (selalu) membacanya.

Ia membuka bacaan surat di dalam shalatnya dengan قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ sampai ia selesai membacanya. Kemudian ia lanjutkan dengan membaca surat lainnya bersamanya. la pun melakukan hal demikan itu di setiap raka’at (shalat)nya.

(Akhirnya) para sahabat lainnya berbicara kepadanya, mereka berkata: Sesungguhnya engkau membuka bacaanmu dengan surat ini, kemudian engkau tidak menganggap hal itu telah cukup bagimu sampai (engkau pun) membaca surat lainnya.

Maka, (jika engkau ingin membacanya) bacalah surat itu (saja), atau engkau tidak membacanya dan engkau (hanya boleh) membaca surat lainnya.

la berkata: Aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian suka untuk aku imami kalian dengannya, maka aku lakukan. Namun, jika kalian tidak suka, aku tinggalkan kalian, dan mereka telah menganggapnya orang yang paling utama di antara mereka, sehingga mereka pun tidak suka jika yang mengimami (shalat) mereka adalah orang selainnya.

Sehingga tatkala Nabi ﷺ mendatangi mereka, maka mereka pun menceritakan kabar (tentang itu), lalu ia (Nabi) bersabda: Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk melakukan sesuatu yang telah diperintahkan para sahabatmu? Dan apa pula yang membuatmu selalu membaca surat ini di setiap raka’at (shalat)?

Dia menjawab, Sesungguhnya aku mencintai surat ini, lalu Rasulullah bersabda: Cintamu kepadanya memasukkanmu ke dalam surga“. (HR. Al-Bukhari, Ahmad dan At-Tirmidzi).

Berkata Ibnu al-Arabi: Hadits ini dapat dijadikan dalil/argument bahwa bolehnya mengulangi membaca surat-surat di dalam shalat.

 

++++++

Pengajian Ahad Shubuh, Mesjid Nur Romadhan Pulo Asem Utara Jakarta Timur, Penceramah: Ust DR Darwis Abu Ubaidah

++++++

  • Nasehat Islam

    Kumpulan catatan pengajian yang diikuti penulis. Semoga memberi manfaat bagi yang membaca, penulis dan para guru/ustadz yang menyampaikan ilmunya. Berharap masukan jika ada yang perlu diperbaiki. ++Admal Syayid++

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *